Laman

SEJARAH BATAK TOBA

1). Sejarah dan Legenda Asal-usul orang Batak

Permulaan Generasi Pertama Manusia

Tersebutlah dalam kitab-kitab suci bangsa Timur Tengah bahwa Adam, yang dianggap sebagai manusia pertama dan Nabi pertama, mulai mengembangkan generasinya bersama Siti Hawa, Nenek Moyang Manusia yang ditemukan kembali setelah didamparkan di daerah India dari Surga.
Generasi berikutnya mulai melahirkan beberapa kelompok Bangsa. Bangsa Semetik kemudian menurunkan Bangsa Arab dan Israel yang selalu berperang. Khabarnya perpecahan kedua bangsa ini dimulai sejak Nabi Ibrahim. Bangsa Syam yang kemudian dikenal sebagai ras Aryan, menurunkan Bangsa Yunani dan Roma yang menjadi cikal bakal Eropa (Hitler merupakan tokoh ras ini yang ingin memurnikan bangsa Aryan di samping Bangsa Braminik yang chauvinistik dan menjadi penguasa kasta tinggi di agama Hindu), Nordik, Patan, Kaukasian, Slavia, Persia (Iran) dan India Utara (semisal Punjabi, Kashmir dan Gujarat) berkulit putih serta bule-bule lain sebangsanya. 
Bangsa Negroid menurunkan bangsa Afrika dan beberapa bangsa berkulit hitam lainnya di dunia seperti Bangsa Dravidian (India berkulit Hitam), Papua, Samoa, Aborigin di Autralia, Asmat dan bangsa lain yang hidup di kepulauan Polinesia, Samudera Pasifik. 
Bangsa Tatar menurunkan Ras Mongoloid yang terdiri dari bangsa Mongol; Cina, Korea, Uzbek, Tazik, Kazakh, Kazan di Rusia, bangsa Nomad penghuni Kutub Utara dan Selatan bermata cipit, Hokkian yang menjadi Konglomerat dan Mafia di Indonesia serta Bangsa Maya, Suku Indian dan lain sebagainya yang menjadi penduduk asli benua Amerika dan yang kedua; Ras Austronesia, yang menyebar di Madagaskar, Afrika, Batak; Proto Malayan dan Neo Malayan; Melayu, Jawa dan lain-lain. 
Penyebaran populasi manusia terjadi paska “Tsunami” pertama atau dikenal sebagai Banjir Bah di jaman Nabi Nuh. Di jaman ini pula ada sebuah komunitas manusia yang konon mempunyai tinggi badan 15-30 meter punah ditelan banjir karena kesombongannya. Peneliti antropologi Amerika di awal abad 20 menemukan kembali bangsa ini di pedalaman Afrika, namun lokasinya dirahasiakan oleh pihak militer yang tertarik untuk mengambil sampel komunitas ini untuk rekayasa gen tentara AS. 

Sejarah Batak
Penelusuran sejarah, sebuah upaya yang bagi sebagian orang merupakan pekerjaan “kurang pekerjaan”. Tetapi, jika difikir lebih dalam, setiap manusia pernah atau paling tidak sekali dalam hidupnya pernah berkecmuk tanya, “saya ini dari mana awalnya?”, “suku kami dari mana datangnya”, “Batak ini darimana asal muasalnya?”
Nah, walaupun tidak bisa menjawab secara tepat atau utuh, tulisan ini bisa jadi dibuat sebagai “pengganggu” fikiran kita untuk mulai melakukan pencarian jawaban tentang Apa dan Bagaimana  orang Batak?
Gunung Pusuk Buhit
Versi sejarah mengatakan Si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjur Mula Mula, lebih kurang 8 km arah Barat Pangururan, pinggiran Danau Toba sekarang. Versi lain mengatakan, dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke Selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba.
Diperkirakan Si Raja Batak hidup sekitar tahun 1200 (awal abad ke- 13). Raja Sisingamangaraja XII salah satu keturunan Si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19 (wafat 1907), maka anaknya bernama Si Raja Buntal adalah generasi ke-20.
Batu bertulis (prasasti) di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan COLA dari India menyerang SRIWIJAYA yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang TAMIL di Barus.
Pada tahun 1275 MOJOPAHIT menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar rahun 1.400 kerajaan NAKUR berkuasa di sebelah Timur Danau Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.
Dengan memperhatikan tahun tahun dan kejadian di atas diperkirakan: Si Raja Batak adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur Danau Toba (Simalungun sekarang), atau dari Selatan Danau Toba (Portibi) atau dari Barat Danau Toba (Barus) yang mengungsi ke pedalaman, akibat terjadi konflik dengan orang-orang Tamil di Barus. Akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, Si Raja Batak yang ketika itu pejabat Sriwijaya yang ditempatkan di Portibi, Padang Lawas dan sebelah Timur Danau Toba (Simalungun).
Sebutan Raja kepada Si Raja Batak diberikan oleh keturunannya karena penghormatan, bukan karena rakyat menghamba kepadanya. Demikian halnya keturunan Si Raja Batak seperti Si Raja Lontung, Si Raja Borbor, Si Raja Oloan, dsb. Meskipun tidak memiliki wilayah kerajaan dan rakyat yang diperintah. Selanjutnya menurut buku TAROMBO BORBOR MARSADA anak Si Raja Batak ada 3 (tiga) orang yaitu : GURU TETEA BULAN, RAJA ISUMBAON dan TOGA LAUT. Dari ketiga orang inilah dipercaya terbentuknya marga-marga batak
3000-1000 SM (Sebelum masehi)

Bangsa Batak yang merupakan bagian dari Ras Proto Malayan hidup damai bermukim di perbatasan Burma/Myanmar dengan India. Beberapa komunitas tersebut yang kemudian menjadi cikal-bakal bangsa adalah kelompok Bangsa Karen, Toradja, Tayal, Ranau, Bontoc, Meo serta trio Naga, Manipur, Mizoram. Tiga yang terakhir ini sekarang berwarga negara India.
Adat istiadat mereka dan aksesoris pakaian yang dimiliki sampai sekarang masih mirp dengan pakaian Batak, misalnya pernik dan warna ulos.
Sifat dominan dari ras ini adalah kebiasaan hidup dalam Splendid Isolation di lembah lembah sungai dan di puncak-puncak pegunungan. Mereka sangat jarang membuat kontak bersifat permanen dengan pendatang yang berasal dari komunitas lainnya misalnya komunitas yang berada di tepi pantai, pesisir, yang saat itu banyak dipengaruhi oleh ideologi yang berbeda dengan mereka, misalnya Hinduisme (Yang disinyalir sebagai ajaran turunan dari agama Nabi Nuh AS), Zoroaster, Animisme gaya Yunani dan Romawi dan juga paham-paham baru seperti Buddha, Tao dan Shintoisme
Sifat tersebut masih membekas dan terus dipertahankan oleh orang-orang Batak hingga abad 19. Sampai saat ini, diperkirakan suku bangsa yang berasal dari ras ini masih mempertahankan kebiasaan ini, terutama Bangsa Tayal, bangsa pribumi di Taiwan, Orang-orang Bontoc dan batak Palawan penghuni pertama daerah Filipina.

1000 SM

Bangsa Mongol yang dikenal bengis dan mempunyai kemajuan teknologi yang lebih tinggi berkat hubungan mereka yang konsisten dengan berbagai bangsa mulai bergerak ke arah selatan. Di sana, keturunan mereka menyebut dirinya Bangsa Syan dan kemudian menciptakan komunitas Burma, Siam (Thai) dan Kamboja yang kemudian menjadi cikal-bakal negara.
Ras Proto Malayan mulai terdesak. Ketertutupan mereka menjadi bumerang karena teknologi mereka tidak up to date. Sebagian dari mereka kemudian mulai meninggalkan daerah-daerah tersebut, menempuh perjalanan untuk mencari daerah baru bahkan ke seberang lautan, di mana mereka akan menikmati hidup dalam ‘splendid isolation’ kembali.
Bangsa Bontoc bergerak ke daerah Filipina, Bangsa Toraja ke selatannya, Sulawesi. Di Filipina, Batak Palawan merupakan sebuah suku yang sampai sekarang menggunaka istilah Batak. Saudara mereka bangsa Tayal membuka daerah di kepulauan Formosa, yang kemudian, beberapa abad setelah itu, daerah mereka diserobot dan kedamaian hidup mereka terusak oleh orang-orang Cina nasionalis yang kemudian menamakannya Taiwan.
Yang lain, Bangsa Ranau terdampar di Lampung. Bangsa Karen tidak sempat mempersiapkan diri untuk migrasi, mereka tertinggal di hutan belantara Burma/Myanmar dan sampai sekarang masih melakukan pemberontakan atas dominasi Suku Burma atau Myamar yang memerintah.
Selebihnya, Bangsa Meo berhasil mempertahankan eksistensinya di Thailand. Bangsa Naga, Manipur, Mizo, Assamese mendirikan negara-negara bagian di India dan setiap tahun mereka harus berjuang dan berperang untuk mempertahankan identitas mereka dari supremasi bangsa Arya-Dravidian, yakni Bangsa India, yang mulai menduduki daerah tersebut karena over populasi.
Bangsa Batak sendiri, selain terdampar di Filipina, sebagian terdampat di kepulauan Andaman (sekarang merupakan bagian dari India) dan Andalas dalam tiga gelombang.
Yang pertama mendarat di Nias, Mentawai, Siberut dan sampai ke Pulau Enggano. Gelombang kedua terdampar di muara Sungai Simpang. Mereka kemudian bergerak memasuki pedalaman Pulau Andalas menyusuri sungai Simpang Kiri dan mulai mendirikan tempat di Kotacane. Komunitas ini berkembang dan membuat identitas sendiri yang bernama Batak Gayo. Mereka yang menyusuri Sungai Simpang Kanan membentuk Komunitas Batak Alas dan Pakpak. Batak Gayo dan Alas kemudian dimasukkan Belanda ke peta Aceh.
Mainstream dari Suku bangsa Batak mendarat di Muara Sungai Sorkam. Mereka kemudian bergerak ke pedalaman, perbukitan. Melewati Pakkat, Dolok Sanggul, dan dataran tinggi Tele mencapai Pantai Barat Danau Toba. Mereka kemudian mendirikan perkampungan pertama di Pusuk Buhit di Sianjur Sagala Limbong Mulana di seberang kota Pangururan yang sekarang. Mitos Pusuk Buhit pun tercipta.
Masih dalam budaya ‘splendid isolation’, di sini, Bangsa Batak dapat berkembang dengan damai sesuai dengan kodratnya. Komunitas ini kemudian terbagi dalam dua kubu. Pertama Tatea Bulan yang dianggap secara adat sebagai kubu tertua dan yang kedua; Kubu Isumbaon yang di dalam adat dianggap yang bungsu.
Sementara itu komunitas awal Bangsa Batak, jumlahnya sangat kecil, yang hijrah dan migrasi jauh sebelumnya, mulai menyadari kelemahan budayanya dan mengolah hasil-hasil hutan dan melakukan kontak dagang dengan Bangsa Arab, Yunani dan Romawi kuno melalui pelabuhan Barus. Di Mesir hasil produksi mereka, kapur Barus, digunakan sebagai bahan dasar pengawetan mumi, Raja-raja  Fir’aun yang sudah meninggal. Tentunya di masa inilah hidup seorang pembawa agama yang dikenal sebagai Nabi Musa. 

1000 SM – 1510 M

Komunitas Batak berkembang dan struktur masyarakat berfungsi. Persaingan dan Kerjasama menciptakan sebuah pemerintahan yang berkuasa mengatur dan menetapkan sistem adat.
Ratusan tahun sebelum lahirnya Nabi Isa Al Masih ( Yesus Kristus ), Nabi (Juruslamat ) umat Kristen di Tanah Palestina,
Dinasti Sori Mangaraja telah berkuasa dan menciptakan tatanan bangsa yang maju selama 90 generasi di Sianjur Sagala Limbong Mulana.
Dinasti tersebut bersama menteri-menterinya yang sebagian besar adalah Datu, Magician, mengatur pemerintahan atas seluruh Bangsa Batak, di daerah tersebut, dalam sebuah pemerintahan berbentuk Teokrasi.
Dinasti Sorimangaraja terdiri dari orang-orang bermarga Sagala cabang Tatea Bulan. Mereka sangat disegani oleh Bangsa Batak di bagian selatan yang keturunan dari Tatea Bulan. 

KOSMOLOGI BATAK

 
Dalam Kitab Siraja Batak bahwa asal mula manusia adalah bermula dari Manuk ( Ayam ) Hulambu Jati yang bertelur 3 menetas dan lahir manusia laki-laki  Dari telur pertama keluar Batara Guru Doli disebut juga Batara Guru Panungkunan / Batara Guru Pandapotan, yang menjadi kebijakan dari segala kerajaan, memegang timbangan kepada seluruh yang dijadikan, permulaan gantang terajunan, penimbang yang adil, hakim yang bijaksana. Dari telur kedua keluar  Debata Sori Sorisohaliapan disebut juga Sori Tenang / Sori Murni / Sori Bonar dialah penjaga manusia , yang  menjaga manusia  seperti ladang padi yang hendak panen, menjaga manusia seperti menjaga bayi, pengembala manusia dan yang mempunyai gendang tujuh perangkat, yang menimbang kata-kata dan perbuatan yang salah berikat kepala merah, punya pisau si dua mata pemberi hukum dan pemberi titah kepada manusia.  Debata Sori adalah pemberi jalan kehidupan dan penghukum manusia yang salah   Dari telur ketiga, keluar Debata Bala Bulan disebut juga Balabulan Matabun / Balabulan Nambun yang rubun dipuncaknya. Datu Paratalatal, Datu Parusulusul, mengendarai kuda sembarani, pemilik pisau bermata dua, bertombak dua ujung, permulaan kuasa perdukunan kepada manusia. Dari telur ketiga itu juga keluar Raja Padoha, Naga Padoha Niaji, bertanduk tujuh, berkuasa di bawah tanah, asal mula dari gempa. Dan ayam tersebut bertelur lagi yang telurnya 3 buah ruas bambu, dieram selama 1 tahun dan menetas, lahirlah 3 orang wanita yaitu Siboru Porti Bulan, Boru Malimbin Dabini dan Siboru Anggasana  merekalah awal mulanya wanita. Ketiga wanita tersebut menjadi istri dari Debata Batara Guru, Debata Sorisohaliapan dan Debata Balabulan. Kejadian ini ketika bumi ini belum terbentuk, yang ada hanyalah benua atas dan bumi masih berupa lautan air seluruhnya.  Manuk Hulambujati berkata:kepada Leangleangmandi agar disampaikan  kepada Ompunta Mualajadi Nabolon  " Ketiga orang itu telah beristri, tetapi bagaimana tentang Siraja Odapodap, Tuan Dihumijati dan Raja Padoha?" Kemudian pesan itupun disampaikan kepada Ompunta Mulajadi Nabolon oleh Leangleangmandi maka Ompunta Mualajadi Nabolon bersabda kepada Leangleangmandi: " Katakanlah kepada Manuk Hulambujati bahwa Akulah yang memikirkan akan hal itu, dan harus ditunggu anak dari yang tiga tadi, yang akan menjadi istri mereka kelak".  Maka lahirlah seorang putri bagi Debata Batara Guru yang diberi nama Boru Deak Parujar dan diperistri oleh Si Raja Odapodap dan mereka tinggal di Banua Tonga (bumi).yang telah terbentuk oleh Si Boru Deak Parujar atas restu Ompunta Mualajadi Nabolon. .Kemudian bagi mereka lahirlah anak yang kembar satu laki-laki dan satu perempuan. Nama anak laki-laki Siraja Ihat Manisia atau tuan Mulana dan menjadi permulaan manusia laki-laki. Nama anak perempuan Siboru Ihat Manisia itulah asal-usul ibu manusia. Setelah anak yang dua itu besar, Siboru Deak Parujar memesankan kepada Leangleangmandi Untung-untung Nabolon, agar keluarganya dari Benua Atas datang untuk bergembira serta merestui anaknya yang dua itu. Kemudian datanglah Ompunta Mulajadi Nabolon, Debata Sori, Debata Asiasi, turun dari Benua Atas, langit dari parlangitan, melalui benang urutan Siboru Deak Parujar. Mereka tiba di puncak Gunung Pusuk Buhit, dan dari sanalah tempat permulaan manusia yaitu Sianjurmulamula - Sianjurmulamulajadi - Sianjurmulamulatompa, membelakangi jauh dan berhadapan dengan Toba, berpancuran gelang, bertapian jabi-jabi untuk bercuci muka di pagi hari dan untuk bercuci diri di malam hari Inilah awal terjadinya manusia menurut Suku Batak Indonesia.
Kepercayaan asli (ugamo) orang Batak dan kehidupan orang Batak berpatokan pada kitab ini. Hampir seluruh kehidupan orang Batak sehari-hari selalu berprinsip pada adat, budaya dan agama. Selalu menyatu seiring sejalan pada jaman dahulu kala.
Siraja Batak merupakan salah satu Suku Bangsa yang sangat besar di dunia karena memiliki seluruhnya ciri khas antara lain :
Aksara, bahasa, budaya, adat, suku bangsa, rumah, musik, hari, bulan, beladiri, hukum, undang-undang, pengobatan, filsafat, agama, dll.
Namun misteri Siraja Batak ini telah hampir punah semenjak meletusnya Gunung Pusuk Buhit I 73.000 tahun yang lalu dan meletusnya Gunung Pusuk Buhit II 2.000 tahun yang lalu, namun tulisan ini sedikitnya dapat mengakses kepada dunia  mengenai apa dan siapa itu Batak pada jaman dahulu kala.                      
Dalam kehidupan Siraja Batak Tua telah mempunyai penuntun dan petunjuk hidup yang turun kebumi bersama Siraja Odap-odap dan Siboru Deak Parujar. Dan seluruh tatanan kehidupan Siraja Batak yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari menurut pada yang tertulis pada kitab Siraja Batak.
ADAT, fenomena yang penting dalam kehidupan masyarakat Batak berbanding epistomologi agama. Adalah tidak keterlaluan untuk dinyatakan bahawa masyarakat Batak secara umumnya memperoleh hampir kesemua fahaman spiritualnya dari India, terutamanya Hinduisme. Faham Hindu – Batak (pengadunan Hinduisme dengan kepercyaan lokal) kemudiannya merebak ke tempat-tempat lain di Indoensia. 
Kata LOEB, antara beberapa elemen Hindu yang terdapat dalam kepercayaan Batak ialah ide PENCIPTA dan CIPTAAN, stratifikasi surga (LANGIT), kebangkitan surga (langit), nasib atau kedudukan roh selepas seseorang meninggal dunia, pengorbanan binatang, dan shamanisme (trans atau rasuk). 
Faham spiritual masyarakat Batak membagi alam – dunia kosmos (secara kosmologi dan kosmogoni) menjadi 3 bagian yang meliputi alam Tuhan (kedewaan) sampai konsep roh meliputi kepercayaan tentang hantu, iblis dan nenek moyang. Stratifikasi faham tersebut mirip salah satu dari faham Hindu.
  1. Bagian atas ( Banua Ginjang) adalah tempat Tuhan dan Dewa.
  2. Bagian tengah (Banua Tonga) yaitu bumi untuk manusia
  3. Bagian bawah (Banua Toru) yaitu bawah bumi untuk si ‘mati’: hantu, syaitan, iblis dan sebagainya.
Masyarakat Batak mempercayai pemahaman banyak Tuhan. Tuhan yang paling agung atau tertinggi ialah ‘Mula Djadi Na Bolon’ – permulaan awal dan maha, atau ‘Dia yang mempunyai permulaan dalam diri-Nya’. Konsep ini mempunyai persamaan dengan konsep ‘Brahman’ atau Kala Purusha Hindu. ‘Mula djadi na bolon’ berbentuk personal bagi masyarakat Batak dan tinggal di surga. Ia juga memiliki atribut-atribut ‘maha kebal’ (immortality) dan ‘maha kuasa’ (omnipotence), justru berupa pencipta segalanya dalam alam termasuk Tuhan. Artinya ‘Mula djadi na bolon’ maha HADIR pada segala ciptaan. Dengan konsep Mula djadi na bolon – Tuhan Yang Maha Besar, masyarakat Batak secara pragmatik akrab dengan konsep Debata na tolu (TIGA TUHAN) atau apa yang dipanggil Tri-Murti atau Trinity dalam kosmologi Hindu.
Tiga pribadi dari Debata Na Tolu ialah BATARA GURU, SORIPATA ( SORISOHALIAPAN ) dan MANGALABULAN. Batara Guru disamakan dengan Mahadewa (Shiva) sedang Soripata disamakan dengan Maha Vishnu. Namun Mangalabulan mempunyai sejarah kelahiran yang agak kabur dan tidak menunjukkan adanya persamaan dengan imej-imej kosmologi Hindu.
Antara tiga pribadi ini, Batara Guru mempunyai kedudukan yang tertinggi dan utama di kalangan masyarakat Batak, kerana sifatnya sebagai pencipta dan sekaligus pahlawan yang mengajar (guru) kebudayaan, kesenian dan adat masyarakat bagian utara P. Sumatra ini. Mangalabulan sebaliknya adalah pribadi yang agak kompleks kerana di balik memberi rahmat dan melakukan kebaikan dan kebajikan, Mangalabulan juga melakukan kejahatan atas dasar adanya permohonan, .Disamping tiga pribadi utama ini – Debata Na Tolu, masyarakat Batak juga memuja banyak debata (dewata) atau Tuhan yang lebih rendah derajatnya, misalnya debata idup (Tuhan Rumah), boraspati ni tano (spirit bumi/tanah) dan boru saniang naga (spirit air), Radja moget pinajungan (penjaga pintu syurga), Radja Guru (menangkap roh manusia) – tugasnya sama seperti malaikat Izarail dalam epistomologi Islam atau Yama dalam Hindu.
Debata berasal dari kata Sanskrit – deivatha. – Dalam epistomologi Batak, debata merujuk pada arti Tuhan. Masyarakat Batak, seperti masyarakat Hindu, menerima kehidupan dalam nada dualitas. Kebaikan dan kejahatan saling wujud dalam kehidupan, dengan kebaikan menjadi buruan ultimat manusia. Debata yang jahat bagi masyarakat Batak ialah Naga Padoha yaitu debata yang tinggalnya pada tempat paling bawah dalam hieraki tiga alam – iaitu di bawah bumi. Bersama-sama Naga Padoha ialah cerita bagaimana anak Batara Guru, Boru Deak Parujar yang enggan mengadakan komunikasi dengan Mangalabulan di langit, turun ke lautan primodial (sebelum bumi dicipta).
Ketika Batara Guru mengetahui kejadian ini, dia mengirim segenggam tanah lewat burung layang-layang untuk menaruh tanah itu pada di laut primodial. Hasilnya terciptalah bumi untuk kemudian dicipta pula tumbuhan dan binatang. Hasil dari hubungan anak Batara Guru dengan seorang tokoh dari langit tadi (dihantar oleh Batara Guru) lahir manusia dengan seluruh keturunannya. Naga Padaho yang asalnya berdiam di laut primodial ini semakin lama semakin sempit tempat (ruang) kedudukannya karena pembentukkan dan perkembangan bumi dari masa ke masa. Kerana keadaan ruangan yang semakin sempit ini maka setiap gerak tubuh Naga Padaho menimbulkan gempa bumi.
Mitologi ini selaras dengan konsep fatalistik Batak bahwa dunia akan hancur pada satu saat nanti, apabila Naga Padaho mampu membebaskan diri dari himpitan Batara Guru. Lee Khoon Choy, dalam bukunya “Indonesia Between Myth and Reality” menceritakan asal usul dunia yang berbeda. Menurut Lee, pada awalnya terdapat satu Tuhan iaitu Ompung Tuan Bubi na Bolon – Tuhan omnipresent dan omnipotent. Ompung bermakna ‘moyang’. Semasa dia, Ompung Tuan Bubi na Bolon bersandar pada sebatang pohon banyan (beringin atau wiringin), ranting yang rapuh patah dan jatuh ke dalam laut.
Ranting rapuh ini menjadi ikan dan hidupan air yang lain. Kemudian jatuh lagi ranting dan terciptalah serangga. Ranting ketiga yang jatuh berubah menjadi binatang seperti rusa, monyet, burung dan sebagainya. Kemudian disusul dengan penciptaan kerbau, kambing, babi hutan dan sebagainya. Hasil dari perkhawinan dua ekor burung yang baru dicipta yaitu Patiaraja (lelaki) dan Manduangmandoing (perempuan) merupakan permulan penciptaan manusia dari telur Manduangmandoing ketika terjadi gempa bumi yang dasyat. Meskipun berbeda dengan Loeb, mitos asal usul yang dibawa oleh Lee memperlihatkan persamaan dasar – asal usul manusia dari telur dan pengaruh gempa bumi akibat gerakan tubuh si Naga Padoha.
Dilihat dari mata kasar, kisah asal usul ini berupa mitos yang tidak dapat diterima akal tetapi kekayaan mitos ini termasuk juga berupa alegori yang kaya dengan persoalan mistis, bila dilihat dari perspektif intrinsik – hampir sama seperti peperangan dalam Mahabaratha dan Ramayana. Apabila dikiaskan dengan mistis Hindu-Buddha, Naga padoha adalah tidak lain adalah Kundalini si naga bumi yang berkedudukan pada jasad manusia (dekat anus / catatan: menurut sonywongso adalah cakra sex karena letaknya antara anus dan kelamin).
Dalam epistomologi Vaishnava (salah satu mazab Hindu), avatara Maha Vishnu – Krishna Paramatma melawan Naga Kaliya, yang akhirnya tunduk kepada Krishna Paramatma. Secara intrinsik, alegori ini mengisahkan kejayaan Krishna Paramatma mengalahkan nafsu (dilambangkan oleh naga/ular). Kalau Naga Padoha adalah Kundalini, bumi adalah jasad mansia, sedangkan Batara Guru adalah roh atau debata atau tondi yang hadir bersama-sama manusia ketika dicipta. Simbol Naga (Ular) dalam mitologi Batak sifatnya adalah universal . Dalam epistomologi agama-agama Semitic, kita dapati watak ular diberikan warna hitam (jahat).
Kisah pembuangan Adam dan Hawa ke bumi adalah akibat hasutan ular terhadap Hawa yang kemudian menggoda Adam dengan kelembutannya. Ironinya, masyarakat Batak percaya suatu masa nanti dunia akan hancur apabila Naga Padoha bangun memberontak. Tetapi, selagi rahmat dan bimbingan Batara Guru masih ada pada manusia, maka mereka tetap dapat menundukkan Naga Padoha dan hidup dalam harmoni. Tidak mengherankanlah bila Batara Guru menjadi debata paling tinggi bagi masyarakat Batak bahkan Nusantara umumnya.
Koding, seorang sejarahwan lainnya berpendapat terdapat banyak kemiripan unsur antara mitologi Batak dengan Hindu. Boru Deak Parujar – anak Batara Guru adalah Dewi Saraswati dalam Hindu. Batara Guru disamakan dengan Mahadewa (Shiva) dan juga dengan Manu – manusia pertama di bumi. Brahma dipersonifikasikan dengan watak Svayambhu – artinya dia yang mencipta wujud dirinya sendiri.
‘Telur dunia emas’ dari mana asalnya Svayambhu sebagai Brahman dan mencipta manusia dan Tuhan (tradisi Hindu), diubah sesuai dalam mitologi Batak dari tiga biji telur, dari setiap satunya lahir satu Tuhan. Justeru, ayam (bhs Batak: manuk) yang melahirkan telur ini dianggap utama dalam kedudukan mitologi spiritual masyarakat Batak. Telur manuk (ayam) ini, dalam tradisi Tantrik disebut ‘salangram’ atau speroid kosmik. ‘Roh’ adalah elemen terpenting agama dan adat masyarakat Batak. Konsep supernatural hampir-hampir tidak muncul di sini.
Konsep yang dominan di kalangan masyarakat Batak ialah TONDI. Menurut Warneck, otoritas unggul kajian tentang masyarakat Batak, ialah tondi ‘spirit’ (tenaga halus), ‘roh manusia’, ‘INDIVIDUALITAS MANUSIA’ yang wujud sejak manusia berada dalam rahim ibunya lagi. Pada saat itu ia menentukan masa depan anak yang bakal lahir. Tondi wujudnya mirip badan dan sekali waktu meninggalkan badan. Bila ditinggal tondi badan orang tersebut bisa jatuh sakit.
Untuk itu, upacara korban dilakukan seseorang untuk menjaga tondinya agar sentiasa berada dalam keadaan baik. .Semua orang mempunyai tondi tetapi kekuasaan tondi dari masing-masing orang berbeda satu sama lain. Hanya tondi tokoh-tokoh besar dan utama kedudukannya dalam masyarakat mempunyai sahala – kuasa supernatural (luar biasa atau semangat/keramat). Logika akan perbedaan ini sama dengan konsep fatalistik Hindu, yang beranggapan bahwa segala kesusahan hidup telah ditetapkan sebelum lahir dan tidak bisa dihindari. Kerana kelahiran adalah dalam kedudukan baik maka tondinya juga akan berada dalam kedudukan yang baik (berkuasa). Bilangan tondi yang terdapat pada seseorang bervariasi dari satu hingga tujuh.
Sebagian masyarakat Batak percaya bahwa setiap orang hanya mempunyai SATU tondi sementara sebagian lainnya percaya ada tujuh tondi bagi setiap individu. Konsep lain berkaitan dengan tondi adalah BEGU (hantu atau iblis). Begu ialah tondi orang mati. Bukan semua tondi adalah begu . Tondi yang natural tanpa ada kaitan dengan kejahatan dikenal sebagai samaon. Setapak lebih tinggi dari samaon ialah semangat atau debata (sama tahapnya dengan Tuhan) yang bervariasi mengikuti fungsi dan kekuasaannya. Shamanisme – tradisi menurunkan roh atau tondi orang yang sudah mati kedalam tubuh orang lain (yang masih hidup) yang dilakukan semata-mata untuk berkomunikasi dengan roh orang-orang yang sudah mati adalah tradisi yang paling popular di Utara Sumatra. Shaman (orang yang dituruni tondi atau ‘si baso’) terdiri dari lelaki dan perempuan.
Saya menelusuri tarombo Adam sampai Nuh yang berdurasi 1500 tahunan, persisnya 1559 tahun dan Nuh generasi ke-10 dari Adam. Kemudian dari Nuh sampai Abraham tarombonya juga 10 generasi berdurasi 490 tahun, Abraham menjadi generasi ke-20 dari Adam. Kemudian dari Abraham sampai Yesus sebanyak 40 generasi dengan durasi 2000 tahun, sehingga Yesus menjadi generasi ke-60 dari Adam. Abraham itu orang Siria, bukan jahudi. Nggak percaya! Cari sendiri tarombonya, pasti ada sama anda. Sementara Adam mungkin orang Batak? Dan coba pula telusuri bibit-bebet-bobot tarombo bangsa ini?
Dalam Kitab Talmud dan Torah, peristiwa Airbah Nuh adalah legenda. Skripsi tertua yang ditemukan adalah di Mesopotamia dalam bentuk ‘cuneform = sejenis tablet tanah liat” sekitar 400 tahun lebih tua dari skripsi yang menceritakan ‘Peristiwa Airbah’. Dalam skripsi bangsa Sumer di Mesopotamia itu (Irak) terdapat cerita berupa legenda Gilgamesh sebagai raja dan pahlawan, dan ceritanya persis sama dengan cerita ‘Airbah Nuh’ Cuma aktornya bukan Nuh tetapi bernama ‘Utnaphistim’. Saya coba ambil kesimpulan bahwa cerita Airbah yang di Talmud dan Torah Jahudi tentu dari peradaban Sumeria, yang disebut Gilgamesh dengan tokoh Utnaphistim-nya. Atau dalam kosmologi Hindu tokohnya bernama Manu. Ternyata cerita Peristiwa Airbah Nuh ini menjadi anutan kepercayaan yang diyakini kebenarannya 100 persen oleh penganut agama besar, dan barangsiapa yang tidak percaya dan tidak meyakini 100 persen peristiwa ini tentu tidak mengakui Kitab Sucinya!.
Aksara Bangsa Batak, menurut penelitiannya sudah ada sekitar 700 tahun Sebelum Masehi dan persamaannya masih bersaudara dengan tulisan Aramaic yang dipakai Yesus, dan Rejang (disekitar danau ranau-batas Lampung), jadi sama sekali bukan berasal dari tulisan Kawi di Jawa yang berasal dari Sanskerta. Buku2 Bangsa Batak sudah dibakar habis oleh Paderi, sebagaian dibawa para bule, dan sebagian lagi dibakar oleh insan batak moderen, sehingga cerita diatas dianggap hanya untuk porsi ‘kedai tuak’ padahal kalau dibuktikan cerita itu ada tertulis dalam aksara Bangsa Batak,
Orang Batak ( Bangsa Batak ) itu sebenarnya kurang pandai berimajinasi bohong karena tarombonya sendiri bisa dia ceritakan sampai 20 generasi kebelakang dan memang bisa persis sama seperti yang tertulis. Nggak percaya ? coba tanya kepada orang Batak yang sudah Ompu (Mpu). Ada asap tentu karena ada api, ada legenda tentu ada kebenarannya.
Kalau ada yang katakan “madekdek sian langit mapultak Sian Bulu ” adalah merupakan pernyataan yang sangat sulit diterima, maka saya lebih sulit lagi menerima bahwa saya ini ternyata dibentuk dari debu tanah lalu dihembuskan nafas lalu… ‘hidup’ apalagi kalau yang membentuk itu seorang pembuat tembikar!

Adalah sebuah harapan bagi saya menulis ini agar yang membaca  akan lebih mengerti siapa itu Siraja Batak leluhur orang Batak pada jaman dahulu kala.,. Dan apa ?, siapa ? dan bagaimana orang Batak ? dan yang terpenting  menghargai sejarah leluhurnya supaya  bangsa yg besar ini jangan terpecah.

2). BANGSO BATAK TOBA, KETURUNAN ISRAEL YANG HILANG


   kita di dunia ini?” Nampaknya, perjuangan Ugamo Parmalim sudah berujung pada kepasrahan. Dalam kepasrahan ini tentu saja masih ada harapan. Tapi, harapan itu bukanlah berasal dari dunia, melainkan dari Oppu Mula Jadi Nabolon. Dalam harapan itu, ada pula ketaatan untuk selalu mempertahankan hidup suci. Selanjutnya ia mengucapkan kalimat dalam bahasa Batak, “Berilah kepada kami penghiburan yang menangis ini, bawalah kami dari kegelapan dunia ini dan berilah kejernihan dalam pikiran kami.” Mereka yakin Debata hanya akan memberkati orang yang menangis. Nah, dalam kepasrahan yang berpengharapan inilah mereka hidup. Dalam keterasingan itu juga mereka menyerahkan hidupnya pada “kemaliman” (kesucian). “Parmalim adalah mereka yang menangis dan meratap,” katanya. Dalam ritual Ugamo Parmalim sendiri, terdapat beberapa aturan dan larangan.
naiposposSelain mengikuti 5 butir Patik ni Ugamo Malim (5 Titah Ugamo Malim), juga terdapat berbagai kewajiban lainnya seperti Marari Sabtu atau ibadah rutin yang diadakan setiap Sabtu. Dalam menjelang hari Sabtu, pengikut Parmalim dilarang bekerja atau melakukan kegiatan apapun. Atau melakukan ucapan syukur dilakukan umat Parmalim setiap hari Sabtu. Marnakkok Naipospos, pemimpin Parmalim mengatakan: “Samisara itu hari ketujuh bagi orang Batak. Diidentikkan dengan hari Sabtu, supaya berlaku untuk selamanya. Karena kalau kita bertahan pada kalender Batak, yang muda ini bisa bingung. Makanya kakek kita menentukan samisara ini hari Sabtu.” Kewajiban lain di antaranya adalah Martutu Aek, yakni pemandian bayi yang diadakan sebulan setelah kelahiran, Pasahat Tondi yaitu ritual sebulan setelah kematian, Pardebataan, Mangan na Paet dan Pangkaroan Hatutubu ni Tuhan. Ada pun larangan yang hingga kini masih tetap dipertahankan di antaranya adalah larangan untuk memakan daging babi dan darah hewan seperti yang lazim bagi umat Kristen. Memakan daging babi atau darah dianggap tidak malim (suci) di hadapan Debata. Padahal dalam ajaran Parmalim sendiri dikatakan, jika ingin menghaturkan pujian kepada Debata, manusia terlebih dahulu harus suci. Ketika menghaturkan pelean (persembahan) kesucian juga dituntut agar Debata dan manusia dapat bersatu. Selanjutnya, Raja Sisingamangaraja memiliki keturunan hingga 12 keturunan. Itu pun secara roh. Inilah yang kemudian menjadi acuan pada acara atau ritual-ritual besar Ugamo Parmalim yang diadakan rutin setiap Sabtu dan setiap tahunnya. Ritual-ritual besar Parmalim itu seperti Parningotan Hatutubu ni Tuhan (Sipaha Sada) dan Pameleon Bolon (Sipaha Lima), yang diadakan pertama pada bulan Maret dan yang kedua bulan Juli. Yang kedua diadakan secara besar-besaran pada acara ini para Parmalim menyembelih kurban kerbau atau lembu. “Ini merupakan tanda syukur kami kepada Debata yang telah memberikan kehidupan,” kata Marnangkok. Catatan: Dalam Kitab Paramalim, yakni Tumbang Holing, terdapat kisah manusia pertama, Adam dan Hawa termasuk taman eden dimana hawa digoda si ular. Hal itu dalam istilah bahasa Batak Toba. Parmalim itu bisa jadi merupakan ajaran usianya sudah ribuan tahun, jauh sebelum Islam dan Kristen masuk dan mempengaruhi keyakinan etnis Batak. Demikian pula dengan simbol dan pakaian kebesaran kerajaan Batak Toba dan Parmalim, agama leluhur Bangso Batak Toba, cenderung mendekati simbol-simbol agama Samawi, misalnya, tongkat, pedang, sorban berwarna putih serta stempel kerajaan. Jika dihubungkan cerita tentang penemuan mummy Mesir yang dibalsem dengan rempah- rempah pengawet di antaranya kanfer (kapur barus) serta kisah tentang Raja (Nabi) Sulaiman/ Salomo membutuhkan rempah-rempah dari Ophir (Barus) di Tapanuli, diperkirakan jejak agama monotheisme Israel terserap dan kemudian mengakar dalam keyakinan Parmalim – Hamlimon – Ugamo Malim, agama Bangso Batak Toba. Bahkan, Istilah Anak Ni Raja, dalam bahasa BATAK, yang berarti Anak Raja mengacu kepada Si Raja Batak sebagai keturunanRaja Shalomo (Yang terkenal Kebijaksanannya atau Berhikmat), anak dari Raja Israel yang terkenal, Raja Daud (Terkenal Kepahlawanannya dan Ketakwaannya). Saya cukupkan saja dulu hingga disitu, karena terlalu letih untuk membeberkan semua, termasuk indikasi-indikasi lemah yang banyak jumlahnya. Jika data yang diatas itu saja dibawa kepada ahli statistik, yang tentu akan mempertimbangkan semua aspek-aspek lain yang terkait kedalamnya, simililaritasnya dengan tradisi bangsa Israel kuno dengan bukti autentik tertulis dalam Alkitab, informasi sejarah sekuler, tradisi Semitik yang ada hingga sekarang, serta kesamaan tradisi itu pada suku Batak setelah kurun waktu kurang lebih 3000 tahun, angka perbandingan untuk mengatakan bahwa suku Batak Toba bukan keturunan Israel mungkin 1 : 1,000,000 bahkan bisa jadi lebih. Tulisan ini tidak bermaksud menampilkan superioritas ras, suku atau bangsa atau budaya tertentu. Jika tulisan ini menimbulkan kesan seolah-olah menonjolkan superioritas suatu budaya tertentu, hal itu semata-mata terjadi karena topik yang berfokus pada peran suatu etnis atau Bangso Batak Toba. Keberadaan unsur asing dalam kebudayaan suatu bangsa adalah sebuah kewajaran. Penyerapan unsur asing ke dalam suatu budaya lokal tidak berarti menunjukkan inferioritas kebudayaan yang menyerapnya. Sejarah justru mencatat, kebesaran suatu kebudayaan berkorelasi positif dengan banyaknya unsur asing yang diserap dan dikembangkan oleh komunitas budaya bersangkutan. Sejarah juga mencatat interaksi suatu komunitas budaya dengan komunitas budaya lain, berjalan timbal balik, tidak pernah searah saja. Tulisan ini mestilah dipahami sebagai upaya menampilkan kemungkinan terjadinya pertukaran nilai budaya dalam rentang waktu beberapa abad antara Timur dengan Barat. Pada jaman Raja-raja Israel dan Yehudah, telah dilakukan kontak dengan Barus, Tapanuli dengan Israel, Mesir, Persia, Cina, India, Arab, Yunani dan Pakistan yang terjadi satu milenium sebelumnya, hubungan dagang tersebut sudah berlangsung beberapa abad sebelum masehi).



 3). Asal Usul Nenek Moyang Orang Batak Adalah Orang India, Mongolia, Israel Atau Ras Lainnya?

Seorang teman pernah bertanya, apakah suku Toraja satu suku dengan orang Batak? Pertanyaan yang membuatku tertawa pada awalnya. namun ntah kenapa, semakin banyak teman-teman ku yang bertanya hal yang sama. Maklum, mereka bukanlah orang batak. Nah, sebagai orang batak, alangkah baiknya kita mengetahui asal muasal nenek moyang kita. Yuk kita simak beberapa pendapat mengenai asal usul nenek moyang suku batak berikut:
Asal usul nenek moyang bangsa batak yang beredar.
  1. Legenda suku Batak, menceritakan bahwa suku Batak berasal dari Pusuk Buhit, keturunan si Boru Deak Parujar, yang akhirnya menyebar menjadi kelompok-kelompok kecil yang tersebar ke seluruh wilayah Sumatra. Legenda ini dipercayai oleh orang-orang batak yang bermukim di sekitar wilayah Samosir dan Danau Toba. *   
  2. Berasal dari daratan Thailand. Struktur fisik orang Batak mirip loh dengan orang Thailand, yakni rahang berbentuk kotak dan kuat, tetapi belum ada bukti sejarahnya ya teman. Dari segi budaya, juga terdapat kesamaan dengan beberapa suku di Thailand, misalnya suku Lao, Thao dan Lahu memiliki kain penutup kepala mirip dengan kain penutup kepala orang Batak, dan kain tenun suku Karen yang sangat mirip dengan kain tenun orang Batak Toba. *
  3. Berasal dari Burma. Struktur tubuh orang Batak mirip dengan orang Burma. Beberapa seni budaya juga ada yang mirip dengan budaya Batak. Bahkan, beberapa kain tenun dalam budaya beberapa suku minoritas di Burma, seperti yang dimiliki oleh suku Kachin nyaris sama dengan kain tenun  Batak. *
  4. Berasal dari India. Ada kemungkinan nenek moyang bangsa batak berasal dari daerah Assam India, juga daerah lainnya seperti di Mizoram, Manipur, Mizoram, Tripura dan lain-lain. Tapi  beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa suku Mizoram tidaklah ada, karna Mizoram adalah nama negara bagian di India. Suku Mara-Chin-Mizo, Lai, Manipuri, suku Naga di India Selatan  memiliki budaya yang mirip loh dengan orang Batak, yakni rumah adat dan kain tenun mereka yang mirip dengan ulos Batak Toba, Humbang, Silindung, Samosir, Angkola dan Mandailing. Waaah jadi penasaran yaa teman-teman. Cara memakainya pun sama seperti orang Batak, dibentangkan di bahu kiri atau kanan. Mereka juga terbiasa menyanyi seperti orang Batak. Hanya saja bahasa mereka sangat berbeda. Lagi-lagi tidak ada bukti sejarah tertulis yang menjelaskan secara detail mengenai hal ini, sehingga belum bisa disimpulkan bahwa orang di India Timur-Selatan adalah opung moyangnya orang Batak. Makin penasaran aja yaa teman.
  5. Berasal dari Yunnan, China bagian Selatan. Beberapa orang Yunnan bermigrasi bersama kelompok protomalayan, terusir oleh invasi bangsa Mongol, sehingga terdesak ke daerah pesisir.  Mereka juga terdesak oleh bangsa Arya dan bangsa Hindu dan akhirnya tersebar ke seluruh wilayah Asia Tenggara, mulai dari daerah Indochina, Formosa hingga ke pulau dan kepulauan di Asia Tenggara. Mereka inilah yang dipercaya sebagai nenek moyang orang batak, yang terpecah ke sumatra dan sebagian lagi ke filipina. *
  6. Berasal dari Formosa, Taiwan. Bahasa yang digunakan di Formosa memiliki banyak persamaan dengan bahasa Batak, tapi budaya dan tradisi di Formosa sangat mirip dengan budaya Dayak dan Minahasa, juga Filipina. *
  7. Berasal dari Vietnam. Suku Batak merupakan bagian dari Ras Proto Malayan, yang bermukin di perbatasan Burma dan India. Di Vietnam, ada beberapa suku yang termasuk rumpun Proto-namun memiliki bahasa yang tidak mirip. *
  8. Berasal dari Toraja. Mereka bermigrasi ke daerah Sumatra, dan jika dilihat dari budaya, gaya hidup, rumah adat dan seni patung nya, ternyata memang mirip loh dengan budaya, gaya hidup, rumah adat Batak. Namun orang Toraja hidup di pegunungan, dan mereka bukanlah pelaut, sehingga ga mungkin deh bermigrasi menyeberang laut sampai ke wilayah Tanah Batak. Pendapat ini masih harus dibuktikan secara penelitian ilmiah. *
  9. Berasal dari Sumatra Selatan. Konon, ada dua orang bersaudara bermigrasi dari suatu tempat di seberang lautan, berlabuh dan mendarat di pesisir pantai pulau Sumatra bagian selatan. Mereka sering bercanda, mengenai siapa yang lebih tua sehingga suatu hari mereka memutuskan untuk berpisah. Satu kelompok menuju Danau Ranau dan bermukim di sekitar pesisir danau Ranau (menjadi suku Komering dan Pasemah), sedangkan lainnya masuk ke pedalaman hutan Sumatra, dan bermukim di Danau Toba. Mereka lah yang menjadi suku Batak. *
  10. Berasal dari Komering dan Lampung. Suatu cerita rakyat dari daerah Komering dan Lampung menyebutkan konon nenek moyang orang batak, si Raja Batak memiliki dua saudara lagi, yaitu Bone dan Lapung. Bone pergi menyeberang lautan, ke daerah Sulawesi, dan beranak-pinak dan menjadi puak yang besar bernama Bone. Si bungsu, Lapung pergi ke daerah Sumatera Selatan yang kemudian menurunkan suku Komering dan Lampung. Dan ini pun adalah legenda ya teman-teman, butuh pembuktian ilmiah juga yaa. *
  11. Berasal dari Israel. Seorang batak yang tinggal di Israel, mengusulkan sebuah proposal ke pemerintah Israel, agar orang Batak diakui sebagai salah satu dari 10 suku Israel yang hilang. Orang Batak emang pemberani yaa teman-teman. Setelah dilakukan pendalaman oleh Pemerintah Israel, segala adat, agama tradisional, tradisi budaya, kebiasaan, karakter, tarombo dan segala sesuatunya disetujui oleh pemerintah Israel, tapi ada satu kendala, yakni hilangnya garis keturunan, pada leluhur si Boru Deak Parujar (urutan keturunan sebelum si Boru Deak Parujar). Yang jelas sikap keras kepala, mau menang sendiri dan bicara blak-blakan nya mirip denganorang batak. *
  12. Berasal dari suku Mon, Malaysia. Pada suatu forum disebutkan bahwa orang batak di Sumatra berasal dari suku Mon dari Malaysia. Suku Mon, berasal dari Thailand, yang telah bermigrasi ke Malaysia, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Kaum (suku) Mon inilah yang menurunkan orang Batak dan orang Minang. Disebutkan bahwa terdapat persamaan gen antara keduanya, dan orang Batakkatanya memiliki gen sekian persen sama dengan orang Mon di Malaysia. Jadi orang batak adalah orang Malaysia??? *
  13. Berasal dari Laos atau Mongolia. Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak melakukan suatu penelitian, mulai dari dataran pegunungan di Utara Tibet, Khmer Kamboja, Thailand, hingga Tanah Gayo di Takengon, Aceh, dan hasilnya diketahui bahwa nenek moyang Bangso Batak berasal dari keturunan suku Mansyuria,Ras Mongolia. Mereka hidup di daerah Utara Tibet sekitar 7.000 tahun lalu. Pada masa itu, nenek moyang orang Batak diusir oleh suku Barbar Tartar dari tanah leluhurnya di Utara Tibet. Pengusiran itu menyebabkan suku Mansyuria bermigrasi ke pegunungaan Tibet melalui Tiongkok (China). Setelah dari pegunungan Tibet, suku Mansyuria turun ke Utara Burma atau perbatasan dengan Thailand. Di sini, suku Mansyuria meninggalkan budaya Dongson. Yakni sebuah kebudayan asli suku bangsa ini yang mirip dengan budaya Batak yang ada sekarang ini. Suku Mansyuria terus dikejar-kejar suku Barbar Tartar sehingga kembali ke arah Timur ke Kamboja, dan ke Indocina.
    Dari Indocina, suku Mansyuria berlayar menuju Philipina, kemudian ke Sulawesi Utara, atau Toraja (ditandai dengan hiasan kerbau pada Rumah Adat Toraja). Turun ke Tanah Bugis Sulawesi Selatan dan mengikuti angin Barat dengan berlayar ke arah Lampung di wilayah Ogan Komering Ulu, dan akhirnya naik ke Pusuk Buhit, Danau Toba. Saat berlayar dari Indocina, sebagian suku Mansyuria melewati Tanah Genting Kera di Semenanjung Melayu. Dari sini, mereka berlayar menuju Pantai Timur Sumatera, dan mendarat di Kampung Teluk Aru di daerah Aceh. Dari Teluk Aru ini, suku Mansyuria yang terus bermigrasi itu naik ke Tanah Karo, dan kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai ke Pusuk Buhit.
    Fakta ini juga dibuktikan melalui penelitian bersama dua rekannya dari Belanda dan Thailand dan diperkuat melalui sejumlah literatur. Antara lain, Elizabeth Seeger, Sejarah Tiongkok Selayang Pandang, yang menegaskan nenek moyang orang Batak dari Suku Mansyuria, dan Edmund Leach (Rithingking Anhtropology ) mempertegas hubungan vertikal kebudayaan Suku Mansyuria dengan Suku Batak. *
Penuh misteri bukan siapa sesungguhnya nenek moyang bangsa batak??? Sangat disayangkan tak ada satupun catatan  tertulis, sebagai bukti sejarah, padahal sejak awal suku batak sudah mengenal tulisan. Oleh karna itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut  sehingga kita dapat mengetahui dengan pasti siapa nenek moyang kita, bangso batak. Adakah yang berminat dan mau menelitinya????


4). Mencari Asal Usul Orang Batak


Dari mana asal usul Orang Batak ?

Banyak berita dan cerita tentang asal usul orang-orang Batak. Salah satunya dari legenda suku Batak yang mengatakan orang-orang Batak seluruhnya berasal dari Pusuk Buhit, dari keturunan si Boru Deak Parujar, yang akhirnya menyebar menjadi kelompok-kelompok kecil yang tersebar ke seluruh wilayah Sumatra. Legenda ini begitu dipercayai oleh orang-orang batak yang bermukim di sekitar wilayah Samosir dan Danau Toba. Cerita ini agak berbau dongeng, tetapi sangat diyakini oleh orang-orang Batak, terutama yang berasal dari wilayah Toba. Tetapi banyak ditentang oleh etnis batak lainnya.

Mari kita lihat beberapa pendapat tentang dari mana orang-orang Batak itu berasal.

dari Thailand
Ada satu cerita yang mengatakan bahwa orang batak pada awalnya berasal dari daratan Thailand. Secara struktur fisik tubuh orang-orang Batak bisa dikatakan mirip dengan orang Thailand, yang memiliki struktur fisik seperti orang Batak, salah satunya memiliki rahang yang berbentuk kotak dan kuat. Tetapi untuk hal yang lebih detail masih samar-samar, karena tidak ada bukti sejarah yang mengatakan bahwa orang Batak berasal dari daerah Thailand.
Apabila diperhatikan dari segi budaya, sebenarnya ada juga unsur kedekatannya dengan beberapa suku di Thailand, contoh pada suku Lao, Thao dan Lahu yang memiliki kain penutup kepala mirip dengan kain penutup kepala orang Batak pada umumnya. Serta kain tenun suku Karen yang sangat mirip dengan kain tenun orang Batak Toba.
Apakah hal ini dapat diterima ? bisa saja ya ...

dari Burma
kain tenun "ulos" suku Kachin
mirip nggak ya ?
Batak berasal dari Burma ? salah satu versi mengatakan orang Batak berasal dari Burma. Secara fisik, struktrur tubuh orang Batak memang mirip dengan orang Burma. Beberapa seni budaya pada beberapa suku minoritas di Burma ada yang mirip dengan budaya orang Batak. Tetapi apakah hanya mirip saja dapat dikatakan bahwa orang Batak berasal dari Burma ? Beberapa kain tenun dalam budaya beberapa suku minoritas di Burma, seperti yang dimiliki oleh suku Kachin mirip bahkan nyaris sama dengan kain tenunnya orang Batak. Apa dulunya orang Kachin Burma sempat hijrah dan bermigrasi ke wilayah Tanah Batak dan bermukim di pedalaman hutan Sumatra, dan menurunkan orang Batak ? Sedangkan dari bahasa, bisa dikatakan bahasa-bahasa di Burma beda kali lah dengan bahasa-bahasa pada rumpun Batak. Sepertinya hal ini harus didalami lebih lanjut, dan harus lebih banyak dibicarakan.
jadi apakah orang Batak dari Burma ? mungkin ....

dari India Timur-Selatan (Timur Laut)
suku Mara-Mizo di India Timur-Selatan
mirip nggak dengan orang batak ?

mirip kali pun
Satu cerita mengatakan orang Batak berasal dari daerah India, beberapa sumber menyebutkan kemungkinan daerah Assam India, juga daerah lainnya seperti di Mizoram, Manipur, Mizoram, Tripura dan lain-lain. (Beberapa pemberitaan menyebutkan suku Mizoram, suku Mizoram tidak ada, karena Mizoram adalah nama negara bagian di India)

Dilihat dari budaya orang dari daerah India Timur-Selatan, seperti suku Mara-Chin-Mizo, Lai, Manipuri, suku Naga, dan banyak suku-suku di sana, memiliki kemiripan budaya dan tradisi dengan orang Batak, seperti rumah adat dan kain tenun khas mereka nyaris sama dengan ulos nya orang Batak Toba, Humbang, Silindung, Samosir, Angkola dan Mandailing. (Coba lihat di gambar sebelah kanan) 
Cara mereka memakainya juga dibentangkan di bahu kiri atau kanan, sama seperti cara-cara orang Batak. Hal lain, mereka mempunyai kebiasaan menyanyi dan paduan suara, yang juga mirip dengan kebiasaan menyanyi dan paduan suara orang Batak, terutama orang Batak Toba. Hanya saja bahasa mereka sangat berbeda, hanya ditemukan beberapa kata saja yang memang mirip. Hal ini belum bisa disimpulkan bahwa orang di India Timur-Selatan adalah opung moyangnya orang Batak, karena tidak ada sejarah tertulis yang menjelaskan secara detail mengenai hal ini.
Orang Mara-Mizo dan Lai yang bisa dikatakan paling mirip dengan orang Batak. Walaupun ini hanya spekulasi. Jadi, apakah cerita di atas bisa diterima ?

dari Yunnan, China Selatan
suku Boeyi di China Selatan kain kepala mirip
dengan punya orang Karo, Pakpak dan Simalungun
Cerita lain yang sempat diterima oleh orang banyak, adalah orang batak berasal dari daerah Yunnan, di China bagian Selatan, yang bermigrasi bersama kelompok protomalayan, yang terusir oleh invasi bangsa Mongol di wilayah mereka, sehingga kelompok protomalayan ini terdesak ke daerah pesisir, dan di daerah pesisir mereka juga terdesak oleh bangsa Arya dan bangsa Hindu. Yang mana akhirnya mereka terpecah belah tersebar ke seluruh wilayah Asia Tenggara, mulai dari daerah Indochina, Formosa hingga ke pulau dan kepulauan di Asia Tenggara, termasuk salah satunya adalah kelompok nenek moyang orang batak yang terpecah sebagian ke sumatra dan sebagian ke filipina. Tidak tahu apakah info ini akurat, karena ini juga merupakan spekulasi para peneliti sejarah.  Tapi ya, bisa saja ...

dari Formosa, Taiwan
Menurut seorang peneliti, orang Batak berasal dari Formosa, karena daerah Formosa dianggap sebagai asal mula pertama penyebaran suku bangsa Austronesia. Salah satunya termasuk orang Batak. Tetapi adakah budaya di Formosa yang mirip dengan budaya orang Batak ? kalau kita perhatikan satu persatu bahasa yang digunakan di Formosa memiliki banyak persamaan dengan bahasa Batak. Walau ada bahasanya yang mirip dengan bahasa orang Batak, tetapi budaya dan tradisi di Formosa sangat mirip dengan budaya orang Dayak dan orang Minahasa, serta dengan orang di Filipina. Jadi, apakah orang Batak berasal dari Formosa ? bisa jadi ...


dari Vietnam
suku Hmong,
mirip orang batak mana ya?
Ada satu versi lain dari Vietnam, pernah tanpa sengaja terbuka dan terbaca pada suatu situs di web, sayangnya saya lupa alamatnya, dikatakan kalau orang Batak berasal dari Vietnam, hal ini membuat penasaran, apa kah ada salah satu budaya suku di Vietnam yang mirip dengan orang Batak ? saya tidak tahu apa ada hubungan sejarah dengan orang Batak, tetapi kalau mirip-mirip ada juga. Tapi mirip saja, belum bisa dipastikan orang Batak berasal dari Vietnam kan ? bahasanya juga berbeda. Memang dari Vietnam, ada beberapa suku-bangsa yang termasuk rumpun Proto-Malayan (Proto Malayo) seperti orang Batak yang juga Proto Malayan, tetapi tetap saja dilihat dari bahasanya tidak mirip.
Jadi orang Batak dari Vietnam, mungkin nggak ya?

dari Toraja
rumah adat Toraja
mirip nggak dengan rumah Batak
Berikutnya ada sebuah spekulasi lain yang mengatakan bahwa orang Batak berasal dari keturunan orang Toraja yang bermigrasi ke daerah Sumatra. Dilihat dari budaya, gaya hidup, rumah adat dan seni patung pada orang Toraja memang mirip dengan budaya, gaya hidup, rumah adat dan seni patung orang Batak. Tetapi kalau dilihat dari tradisi orang Toraja yang hidup di pegunungan, dan tidak mempunyai tradisi sebagai pelaut, maka rasanya tidak mungkin orang Toraja bermigrasi menyeberang laut sampai ke wilayah Tanah Batak. Diperkirakan dahulunya kemungkinan orang Toraja dan orang Batak, memang berasal-usul dari satu rumpun yang sama. Sayangnya tidak ada bukti-bukti tertulis mengenai hal ini, jadi hal ini masih dianggap sebagai spekulasi... bisa diterima ? boleh jadi...

dari Sumatra Selatan
Satu lagi, cerita asal usul orang Batak, justru berasal dari daerah lain di luar wilayah Tanah Batak, tepat nya dari daerah Sumatra Selatan. Konon, pada masa dahulu, ada 2 orang bersaudara (2 kelompok bersaudara) yang bermigrasi dari suatu tempat di seberang lautan, berlabuh dan mendarat di pesisir pantai pulau Sumatra bagian selatan. Kedua kelompok bersaudara ini sering bercanda, mengenai siapa yang lebih tua di antara mereka. Pada suatu hari, kedua bersaudara ini memutuskan untuk berpisah. Satu kelompok menuju Danau Ranau dan bermukim di sekitar pesisir danau Ranau dan menjadi suku Komering dan Pasemah. Sedangkan satu kelompok lagi masuk ke pedalaman hutan Sumatra, yang akhirnya sampai di Danau Toba, dan bermukim di Danau Toba, ini lah yang menjadi suku Batak.
Apakah cerita ini bisa diterima ? mungkin saja...


dari Komering
Satu lagi cerita yang dianggap masih terkait yang diambil dari cerita rakyat dari daerah Komering dan Lampung, Konon nenek moyangnya orang batak yang bernama si Raja Batak memiliki dua saudara lagi. Seorang bernama Bone dan yang satu lagi bernama Lapung. Bone pergi menyeberang lautan, ke daerah Sulawesi. Di sana dia beranak-pinak dan menjadi puak yang besar bernama Bone sesuai dengan nama kakek moyang mereka. Sedangkan yang bungsu, si Lapung pergi ke daerah Sumatera Selatan yang kemudian menurunkan suku Komering dan Lampung.
Ini hanya sebuah cerita rakyat, yang terpelihara sejak dahulu pada masyarakat suku Komering dan suku Lampung. Untuk menguji kebenaran kisah ini, tentunya perlu pembahasan lebih lanjut. 

dari suku Mon, Malaysia
Satu hal yang cukup mengejutkan, karena dalam satu forum disebut bahwa orang batak di Sumatra berasal dari suku Mon dari Malaysia. Suku Mon, berasal dari Thailand, yang telah bermigrasi ke Malaysia, ratusan-ribuan tahun yang lalu, dan dianggap sebagai salah satu orang asli (aslian) di Malaysia. Kaum (suku) Mon ini lah yang menurunkan orang Batak dan orang Minang (topix.com) dan (http://atlantisunda.com), Konon, karena terdapat persamaan gen, dan orang Batak katanya memiliki gen sekian persen sama dengan orang Mon di Malaysia. Jangan-jangan sebagian orang di Malaysia benar-benar menganggap bahwa orang batak memang berasal dari suku Mon di Malaysia.
wah .. jadi garuk kepala awak ni..  tapi mungkin nggak ya? jangan-jangan iya pulak ... hehe

dari Laos atau Mongolia
Beberapa cerita asal usul lain, yang mengatakan kalau orang batak berasal dari Laos atau Mongolia ... bahkan ada tulisan di sebuah situs di web, mengejutkan ! dikatakan bahwa orang Batak berasal dari bangsa Atlantis... wah !

dari Israel
lalu ada yang lebih mengejutkan bahwa orang Batak berasal dari salah satu suku Israel yang hilang... wow !
Ada seorang batak yang tinggal di Israel, mengusulkan sebuah proposal ke pemerintah Israel, agar orang Batak diakui sebagai salah satu dari 10 suku Israel yang hilang. Setelah dilakukan pendalaman oleh Pemerintah Israel, segala adat, agama tradisional, tradisi budaya, kebiasaan, karakter, tarombo dan segala sesuatunya disetujui oleh pemerintah Israel, tetapi hanya satu yang menjadi kendala, karena hilangnya garis keturunan, pada leluhur si Boru Deak Parujar (urutan keturunan sebelum si Boru Deak Parujar). Kalau dilihat dari karakter orang Batak, memang mirip dengan orang Israel, yaitu: mulai dari pariban, keras kepala, mau menang sendiri, suka mendominasi, bicara blak-blakan, suara keras, tidak suka diperintah-perintah, malah suka perintah sana perintah sini .... he he...  tapi... entahlah ! benar atau tidak, biar pusing, biar pening... semua hanya perkiraan, spekulasi, anggapan dan tebak-tebakan saja... 

cerita lain, yang berhubungan
Ada suatu cerita yang tidak tau berasal dari mana, konon orang Lampung berasal dari orang Batak, yang satu ini bukan tentang asal usul orang Batak, tapi masih berhubungan lah mungkin sama orang orang Batak. Tapi benar atau tidaknya .. perlu ditinjau lebih dalam..
        Zaman dahulu ketika meletus gunung berapi yang menimbulkan Danau Toba. Setelah gunung itu meletus, ada empat orang bersaudara yang berusaha menyelamatkan diri. Salah satu dari empat saudara itu bernama Ompung Silamponga, terdampar di Krui, Lampung Barat. Ompung Silamponga kemudian naik ke dataran tinggi Belalau atau Sekalabrak.
       Dari atas bukit itu, terhampar pemandangan luas dan menawan hati seperti daerah yang terapung. Dengan perasaan kagum, lalu Ompung Silamponga meneriakkan kata, "Lappung" (konon berasal dari bahasa Batak kuno yang berarti terapung atau luas).
       Dari kata inilah timbul nama Lampung. Ada juga yang berpendapat nama Lampung berasal dari nama Ompung Silamponga itu.

Hasil Penelitian Terbaru, dari Manchuria, dan Dong Son
Satu hal yang baru dilakukan oleh oleh Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak bersama Dr Thalib Akbar Selian MSc (Lektor Kepala/Research Majelis Adat Alas Kabupaten Aceh Tenggara), Drs S Is Sihotang MM (mantan Bupati Dairi), dan Nelson Lumban Tobing (Batakolog asal Universitas Sumatera Utara), yang melakukan penelitian dan mengumpulkan sejumlah fakta untuk menyatakan bahwa orang Batak berawal dari bangsa Manchuria, tepatnya dari daerah Mongol, Mereka menemukan bukti bahwa nenek moyang orang Batak mulai dari tanah Gayo, Alas, Singkil, Sumatra Utara hingga sebagian kecil Sumatra Barat, berasal dari suku Manchuria, yang bermigrasi ke Indochina, dan menurunkan suku Dong Son di Vietnam (sebuah kebudayan purba suku bangsa Dong Son di Vietnam yang mirip dengan budaya Batak), dan meneruskan perjalanan ke Filipina, kemudian ke Sulawesi, Toraja. Kemudian turun ke Tanah Bugis Sulawesi Selatan, dan mengikuti angin Barat dengan berlayar ke arah Lampung di wilayah Ogan Komering Ulu, dan menuju Pantai Timur Sumatera, dan mendarat di Kampung Teluk Aru di daerah Aceh. Dari Teluk Aru ini, suku Manchuria yang terus bermigrasi itu naik ke Tanah Karo, dan kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai ke Pusuk Buhit, Danau Toba. Setiap daerah yang dilalui oleh keturunan suku bangsa Manchuria, biasanya memiliki kesamaan dalam budaya, tradisi, dialek dan mengusung budaya Dong Son. Penelitian tentang asal usul nenek moyang orang Batak juga diperkuat melalui sejumlah literatur, antara lain, Elizabeth Seeger, Sejarah Tiongkok Selayang Pandang, yang menegaskan nenek moyang orang Batak dari Suku Manchuria, dan Edmund Leach (Rithingking Anhtropology ) mempertegas hubungan vertikal kebudayaan Suku Manchuria dengan Suku Batak.
ah lain lagi ni, dari suku Dong Son atau Manchuria rupanya orang Batak itu ? betul nya ?!!


Ada suatu hal yang aneh pada orang Batak, padahal sejak awal etnis batak telah mengenal tulisan, tetapi mengapa tidak ada satupun catatan yang tersimpan tentang asal usul mereka dari mana mereka sebenarnya. Yang ada hanya tentang nenek moyang orang batak yang berasal dari Siboru Deak Parujar, yang itupun tidak diketahui berasal dari mana, yang akhirnya hanya memunculkan spekulasi-spekulasi yang meragukan.

Orang Batak awalnya bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain, nama Batak mungkin suatu sebutan baru buat mereka sejak mereka hidup di daratan Sumatra. Kemungkinan orang Batak dulunya memiliki identitas dengan nama lain. Hal ini umum untuk nama berubah karena memasuki wilayah baru. Anggota keluarga Batak telah bermigrasi melalui berbagai wilayah dan negara dalam sejarah yang panjang.

Asal usul suku Batak sampai saat ini tetap menjadi misteri, mereka tetap menjadi suatu keunikan tersendiri yang memiliki budaya yang kontras dengan suku bangsa di sekelilingnya yang rata-rata berbudaya Melayu.

Suku Batak, adalah salah satu suku tertua di Indonesia, berangkat dari tidak dikenal, terpencil, terasing, (mungkin primitive dan kanibal) di tengah pedalaman hutan belantara Sumatra, saat ini tumbuh menjadi salah satu suku yang paling dikenal di Indonesia ....
siapa yang tak kenal Batak ? hayo angkat tangan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar