Dasar Teori
Teknik riset operasional adalah membahas pokok – pokok
dan garis besar pemodelan matematis dalam penelitian operasional, model – model
dan tekhnik solusi masalah penugasan, masalah programa sasaran (global programing).
Memberikan keterampilan untuk merumuskan dan memecahkan permasalahan nyata
dalam disiplin Tekhnik komputer dengan menggunakan model – model dan teknik –
teknik.
Daftar Isi :
A.
Riset Operasional............................................................................................I
B.
Program Liniear..............................................................................................II
C. Permasalahan
Minimasi..................................................................................III
D. Metode
Simplex..............................................................................................IV
E. Penyimpangan - penyimpangan bentuk standar..............................................V
F. Dualitas...........................................................................................................VI
F. Dualitas...........................................................................................................VI
Perkembangan Riset
Operasi
Istilah
Riset Operasi (Operation Reseach) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh
Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasional
adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari studi
operasi-operasi militer selama Perang Dunia II. Pada masa awal perang 1939,
pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai
disiplin dan mengkoordinasi mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas
mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang
dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi serangan udara.
Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya melakukan
penelitian (research) pada operasi-operasi (operations) militer.
Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan
Amerika Serikat melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya,
tim riset operasional semakin banyak yang disebut dengan “peneliti operasi
militer” yang mengaplikasikan pendekatan riset operasional pada permasalahan
pertahanan nasional. Beberapa teknik yang mereka kembangkan
memasukkan ilmu politik, matematik, ekonomi, teori probabilitas dan statistik.
Setelah perang, keberhasilan kelompok-kelompok penelitian operasi-operasi
dibidang militer menarik perhatian para industriawan dalam dunia usaha yang
berkembang semakin kompleks. Perkembangan dunia usaha ini sangat terlihat
dengan jelas setelah revolusi industri. Industri semakin kompleks, sumber daya
yang dimiliki digunakan untuk berbagai kegiatan atau aktivitas, organisasi
industri semakin besar, dan semua itu sering menggunakan sumber daya yang
terbatas. Keterbatasan sumber daya menyebabkan kepentingan masing-masing
aktivitas atau bagian saling bentrok.
Melihat kesuksesan tim riset operasional pada
militer, industri secara bertahap mengaplikasi penggunaan riset operasional.
Sejak tahun 1951, riset operasional diaplikasikan di dunia industry dan bisnis
di Inggris dan juga di Amerika Serikat. Sejak itu riset operasional memberikan
dampak besar pada organisasi manajemen. Baik jumlah maupun variasi aplikasinya
bertumbuh sangat cepat.
Berdasarkan survei yang dilakukan di industri Amerika Serikat terhadap
teknik riset operasional yang banyak digunakan dan bidang yang banyak
menggunakan teknik riset operasional, dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 di
bawah. Tabel 1 menunjukkan peringkat penggunaan teknik riset operasional pada
berbagai perusahaan. Peringkat 1 menunjukkan teknik paling banyak digunakan.
Tabel 2 menunjukkan peringkat bidang yang paling banyak menggunakan teknik
riset operasional dua perusahaan yang disurvei. Peringkat 1 menunjukkan bidang
yang paling banyak menggunakan.
Paling sedikit ada dua faktor lainnya yang
turut berkontribusi dalam pengembangan riset operasional. Pertama adalah
kemajuan mendasar yang dibuat di awal dalam pengembangan teknik yang ada
terhadap riset operasional. Setelah perang, banyak ilmuwan yang berpartisipasi
dalam tim riset operasional atau yang mendengarkan keberhasilan tim termotivasi
untuk melanjutkan penelitian relevan terhadap suatu bidang, yang menunjukkan
pengembangan penting dari sudut seni yang dihasilkan. Salah satu contoh paling
penting adalah ditemukannya metode simpleks untuk menyelesaikan permasalahan
pemrograman linear oleh George Dantzig tahun 1947. Banyak teknik riset
operasional, seperti pemrograman linear, pemrograman dinamis, teori antrian dan
teori inventori telah dikembangkan dengan baik di akhir tahuan 1950-an.
Faktor kedua adalah perkembangan teknologi
komputer. Perhitungan kompleks sering harus dilakukan untuk permasalahan
kompleks. Jika dilakukan dengan tangan (secara manual) sering menjadi masalah
dan bahkan sering tidak mungkin dilakukan. Pengembangan komputer digital
elektronik dengan kemampuan melakukan perhitungan aritmetik tinggi telah
memberikan penyelesian yang ribuan atau jutaan kali lebih cepat daripada yang
bisa manusia lakukan dengan tangan.
Perkembangan disiplin operation research diawaili dari
keberhasilan-keberhasilan penelitian dari kelompok kelompok studi militer yang
kemudian telah menarik kalangan Industriawan untuk membantu memberikan berbagai
solusi terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit. Dalam perkembangannya
sekarang ini, Operation Reseach (OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan
masalah-masalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi. Operation Reseach
sering dinamakan sebagai Management Science.
Arti Riset Operasi
Secara harfiah kata operation dapat
didefenisikan sebagai tindakan-tindakan yang diterapkan pada beberapa masalah
atau hipotesis. Sementara kata research adalah suata proses yang terorganisasi
dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesis tadi.
Kenyataannya, sangat sulit untuk
mendefenisikan Operation Research, terutama karena batas-batasnya tidak jelas.
Operation Reseach memiliki bermacam-macam penjelasan, berikut ini beberapa
kutipan defenisi operation research yang dikemukan oleh para ahli operation
research dalam berbagai literature.
Definisi 1
Operation research is the applicarion of
the methods of science to complex problem arising in the directin and
management of large system of men, machines, materials and moner in industry,
business, government, and defense. The distinctive approach is to develop a
scientific model of a system, incorporating measurements of factors as chance
and risk, with to predict and compare the outcomes of alternative decision,
strategies or control. The purpose it to help management determine its policy
and actions scientifically. (Operation Reseach Society of Great Britain).
Riset operasi adalah penerapan
metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam
pengarahan dan pengelolaan dari sistem besar manusia, mesin, bahan dan uang
dalam industry, bisnis, pemerintahan dan pertahanan. Pendekatan khusus ini
bertujuan membentuk suatu model ilmiah dari sistem, menggabungkan ukuran-ukuran
faktor-faktor seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan membandingkan
hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi atau pengawasannya. Tujuannya
adalah membantu pengambil keputusan menentukan kebijakan dan tindakannya secara
ilmiah.
Defenisi 2
Operation research concerned with scientifically deciding how to best
design and operate man-machine system, usually under conditions requiring the
allocation of scarce resource. (Dari buku
Operation Reseach Principiles and Practice, karangan A.Ravindram dan Don T.
Phillips dan James J. Solberg, dikutip dari Operation Reseach Society of
America)
Riset Operasi berkaitan dengan
menentukan pilihan secara ilmiah bagaimana merancang dan menjalankan sistem
manusia-mesin secara terbaik, biasanya membutuhkan alokasi sumber daya yang
langka.
Definisi 1 dan definisi 2 ini mungkin paling penting, karena kedua
definisi tersebut berasal dari dua lembaga yang paling penting di bidang
operation research.
Definisi-definisi lainnya untuk memperkaya wawasan yang dikutip dari
berbagai literature sebagai berikut
Definisi 3
Operations Research today refers to the application of scientific
methodology of several different disciplines to problems related to the
functioning or operating of some unit-business, governmental, or institutional.
(Dari buku Quantitative Approaches to Management, karangan Richard I. Levin
dan Charles A. Kirkpatrick).
Definisi 4
Operations research is the application of scientific method to the
decision problems of business and other units of social organization, including
government and military organizations. (Dari buku Fundamentals of Operations
Research for Management, karangan Shiv K. Gupta dan John M. Cozzolino).
Definisi 5
Operations research may be described as a scientific approach to decision
making that involves the operations of organizational systems. (Dari buku
Operation Research, karangan Frederick S. Hillier dan Gerald J. Lieberman).
Definisi 6
Operations research adalah seni memberikan jawaban buruk terhadap
masalah-masalah, yang jika tidak, memiliki jawab yang lebih buruk (T.L. Saaty).
Definisi 7
Operations research adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang
ditandai dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar
disiplin yang bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumberdaya yang terbatas.
(Churchman, Ackoff dan Arnoff, 1957)
Definisi 8
Operations research dijelaskan sebagai suatu metode, suatu pendekatan,
seperangkat teknik, sekelompok kegiatan, suatu kombinasi beberapa disiplin,
suatu perluasan dari disipilin-disiplin utama (matematika, teknik, ekonomi),
suatu disiplinbaru, suatu lapangan kerja, bahkan suatu agama. OR mungkin
beberapa dari semua hal ini. (S.L. Cook dalam Little Chid, 1977)
Berbagai defenisi diatas yang muncul dari berbagai ahli operation
research karena begitu luasnya bidang dan kajian yang dapat dimasuki oleh
disiplin ilmu operation reseach, berbagai defenisi diatas paling tidak ada
rangkuman yang bisa diambil mengenai arti kata riset operasi, yaitu :
n Riset Operasi mencakup dua kata yaitu riset
yang harus menggunakan metode ilmiah dan operasi yang berhubungan dengan
proses atau berlangsungnya suatu kegiatan (proses produksi, proses
pengiriman barang / militer / senjata, proses pemberian pelayanan melalui suatu
antrian yang panjang).
n Definisi lain adalah : Riset
Operasi adalah aplikasi metode ilmiah terhadap permasalahan yang kompleks
dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai kehidupan
manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri, bisnis, pemerintahan
dan pertahanan.
TAHAPAN STUDI RISET OPERASI
Tahapan
utama dalam studi Riset Operasi adalah:
1.
Identifikasi permasalahan.
2.
Pembangunan model.
3.
Penyelesaian model.
4.
Validasi model.
5.
Implementasi hasil akhir.
Tahapan-tahapan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1)
Identifikasi permsalahan merupakan upaya
untuk merumuskan atau menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa yang
akan dicapai (objectives)
2)
Pembangunan model merupakan upaya
dalam pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan yang akan
dipecahkan. Biasanya model dinyatakan dalam bentuk persamaan yang menggambarkan
hubungan antara input dan output serta tujuan yang akan dicapai
dalam bentuk fungsi objektif (objective function).
3)
Mencari pemecahan dari model yang
telah dibuat dalam tahap sebelumnya, misalnya dengan menggunakan metode
simpleks.
4)
Menguji model
dan hasil pemecahan dari penggunaan model. Sering juga disebut melakukan
validasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pertama
terdiri dari penentuan tujuan optimasi, identifikasi alternatif keputusan dan
sumber daya yang membatasi kegiatan atau aktifitas untuk mencapai tujuan.
Merumuskan atau mendefinisikan persoalan yang akan dipecahkan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai berdasarkan keadaan objektif. Biasanya harus
memperhatikan tiga hal yaitu : Pertama, uraian yang tepat mengenai
tujuan yang akan dicapai, kedua, identifikasi daripada adanya alternatif
dalam keputusan yang menyangkut suatu sistem, ketiga, mengenali adanya
pembatasan-pembatasan (limitation, restriction dan juga
persyaratan-persyaratan yang diperlukan sistem yang bersangkutan dengan
pemecahan persoalan).
Tahapan ini akan dilakukan secara
bersama-sama antara analis RO dengan pengguna atau pengambil keputusan. Jika
identifikasi permasalahan sudah jelas dan lengkap, model keputusan dapat
dibangun
Salah satu alasan pembentukan model dalam riset operasi
adalah untuk menemukan variabel-variabel apa yang penting dan menonjol yang
berkaitan erat dengan penyelidikan hubungan yang ada diantara variabel-variabel
itu. Teknik-teknik kuantitatif seperti statistik dan simulasi bisa digunakan.
Model dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, misalnya menurut jenisnya,
dimensinya, fungsinya, tujuannya, subyeknya, atau derajatnya. Kriteria yang
paling biasa adalah jenis model yang meliputi iconoc (physical), analogue
(diagramatic) dan symbolic (mathematical).
Model yang paling tepat harus digunakan,
karena kesalahan pembentukan model akan mengakibatkan kesalahan pencapaian
solusi optimum. Pemilihan model juga akan didasarkan pada waktu dan biaya yang
tersedia. Tahapan penyelesaian model dilakukan dengan memilih salah satu teknik
yang tersedia di RO. Penyelesaian dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak
komputer karena cukup tersedia perangkat lunak dengan berbagai kemampuan di
pasaran. Untuk model yang sederhana tentunya dengan mudah dapat diselesaikan
secara manual dengan atau tanpa bantuan kalkulator.
Model dinyatakan valid jika dapat memberikan prediksi yang masuk akal akan
kinerja sistem. Metode umum yang digunakan untuk memeriksa validitas model
adalah membandingkan solusi yang diperoleh dengan data lalu yang tersedia dari
sistem nyata. Model dikatakan valid jika pada kondisi input yang sama dengan
sistem nyata menghasilkan kinerja sistem yang sama dengan sistem nyata. Dengan kata lain bahwa model sah (valid)
apabila dapat memberikan prediksi yang dapat dipercaya dari hasil proses suatu
sistem, disamping diakui adanya ketidaktepatan dari model tersebut untuk
mewakili keadaan yang sebenarnya terjadi (real world)
Tahap terakhir merupakan implementasi. Tahapan ini mencakup penerjemahan
solusi optimal yang diperoleh pada tahap penyelesaian model ke dalam instruksi
operasional yang dapat dimengerti oleh individu yang menjalankan sistem.
Model Dalam Riset Operasi
Bagian terpenting dari
Riset Operasi adalah bagaimana menerjemahkan permasalahan sehari-hari ke dalam
model matematis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemodelan harus disederhanakan
dan apabila ada data yang kurang, kekurangan tersebut dapat diasumsikan atau
diisi dengan pendekatan yang
bersifat rasional.
Dalam Riset Operasi diperlukan ketajaman berpikir dan logika.
Untuk
mendapatkan solusi yang optimal dan memudahkan kita mendapatkan hasil, kita
dapat menggunakan komputer. Software yang dapat digunakan antara lain: LINDO
(Linear, Interactive and Discrete Optimizer) dan POM For Windows.
Catatan penting dalam permodelan riset operasi adalah sebagai
berikut :
ü Penyelesaian
permasalahan keputusan pertama sekali dilakukan dengan membentuk model.
ü Pada aplikasi riset operasional umumnya,
tujuan dan sumber daya yang membatasi dapat ditunjukkan secara kuantitatif atau
matematik sebagai fungsi variabel keputusan digunakan model matematik.
ü Tidak
semua permasalahan optimasi dapat dimodelkan menggunakan model matematik.
ü Meskipun
dapat dimodelkan secara matematik, tidak jarang juga model matematik yang
diformulasikan terlalu kompleks untuk diselesaikan menggunakan metode solusi
yang ada.
ü Pendekatan
lain yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah menggunakan model
simulasi.
ü Model
simulasi tidak menunjukkan secara eksplisit hubungan input dan output.
ü Model
simulasi cukup mahal.
• Dilihat
dari bentuk data yang digunakan, model dapat dibedakan menjadi model
deterministik dan model probabilistik atau stokastik.
·
Model deterministik dibangun menggunakan data yang sifatnya pasti.
·
Model
probabilistik dibangun menggunakan data yang sifatnya tidak pasti.
Riset
Operasi Dalam Pengambilan Keputusan.
Riset operasi berusaha menetapkan arah tindakan terbaik (
optinum) dari sebuah masalah keputusan dibawah pembatasan sumber daya yang
terbatas. Istilah riset operasi sering kali diasosiasikan secara ekslusif
dengan penggunaan teknik – teknik matematis untuk membuat model dan menganalisa
masalah keputusan. Walaupun matematika dan model matematis merupakan inti dari
riset operasi, pemecahan masalah tidaklah hanya sekedar pengembangan dan
pemecahan model – model matematis. Secara spesifik, masalah keputusan biasanya
mencakup factor – factor pentng yang berwujud dan tidak dapat diterjemahkan
secara langsung dalam bentuk model matematis
Sebuah
ilustrasi yang baik dari kasus diatas adalah salah satu versi dari masalah
elevator yang dikenal luas. Sebagi tanggapan terhadap keluhan para penghuni
tentang lambatnya elevator disebuah bangunan perkantoran yang besar, sebauh
pemecahan yang didasari oleh analisis teori jalur atrian ditemukan tidak
memuaskan. Setelah mempelajari sistem tesebut lebih disebabkan oleh kebosanan
karena pada kenyataan, waktu menunggu sangat singkat.
Sebuah
pemecahan diajukan dimana sebuah cermin panjang dipasang ditempat masuk
elevator. Keluhan menghilang karena para pengguna elevator asik memandangi diri
mereka sendiridan orang lain sambil menunggu elevator. Ilutrasi elevator ini
menggarisbawahi pentingnya memandang aspek matematis dari riset operasi dalam
konteks yang lebih luas dari sebuah model matematis. sebagai sebuah teknik
pemecahan masalah, riset operasi harus
dipandang sebagai ilmu dan seni. Aspek ilmu terletak dalam penyediaan
teknik – teknik matematis dan algoritma untuk memecahkan masalah keputusan yang
tepat. Riset operasi adalah sebuah seni karena keberhasilan dalam semua tahap
yang mendahului dan melanjuti pemecahan dari sebuah model matematis sebagian
besar bergantung pada kreativitas dan kemampuan pribadi dari mereka yang
menganalisis pengambilan keputusan.
Model – Model Riset Operasi.
Model adalah abstaraksi atau penyederhanaan realitas
sistem kompleks dimana hanya komponen – komponen yang relevan atau faktor –
faktor yang dominan dari masalah yang dianalisis diikutsertakan. Ia menunjukan
hubungan – hubungan dari aksi dalam pengertian sebab akibat. Salah satu alasan
pembentukan model adalah untuk menemukan variable – variable apa yang penting.
Penemuan variable – variable itu. Teknik -
teknik kuantatif seperti statistic dan simulasi digunakan untukmenyelidik
hubungan yang ada diantara banyak variable dalam suatu model.
Model – model riset operasi, model dapat diklasifikasikan
dalam banyak cara, misalnya menurut jenisnya, dimensinya, fungsi tujuannya,
subyeknya, atau derajad abstrasinya. Kriteria yang paling biasa adalah jenis
model. Jenis dasar it meliputi :
a.
Iconic
(Physical) Model
Iconic model adalah suatu penyajian fisik yang tampak
seperti aslinya dari suatu sistem nyata dengan skala yang berbeda. Contoh model
ini adalah mainan anak – anak, potret, histigram, market dan lain – lain.
b.
Analogue
Model.
Model analogue lebih abstark dibanding model iconic,
karena tak kelihatan sama antara model dengan sistem nyata. Contohnya jaringan
pipa tempat air mengalir dapat digunakan dengan pngertian yang sama sebagai distribusi
aliran listrik contoh lain peta dengan bermacam – macam warna merupakan model
analog dimana perbedaan warna merpakan ciri, misal biru menunjukan air.
c.
Matematic
(simbolic) model
PROGRAM LINIEAR
PROGRAM LINIEAR
Program
liniear adalah salah satu model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah optimisasi, yaitu memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan yang
bergantung pada sejumlah variable input. Hal terpenting yang perlu kita lakukan
adalah mencari tahu tujuan penyelesaian masalah dan apa penyebab masalah
tersebut.
DUA MACAM FUNGSI PROGRAM
LINIEAR:
Ø Fungsi
tujuan : mengarahkan analisa untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah
Ø Fungsi
kendala : untuk mengetahui sumber daya yang tersedia dan permintaan atas sumber
daya tersebut.
MASALAH MAKSIMASI
Maksimasi
dapat berupa memaksimalkan keuntungan atau hasil. Contoh:
PT. EL TIGRE TEKSTIL memiliki
sebuah pabrik yang akan memproduksi 2 jenis produk, yaitu kain sutera dan kain
wol. Untuk memroduksi kedua produk diperlukan bahan baku benang sutera, bahan
baku benang wol, dan tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang sutera adalah 60kg perhari, benang wol
30kg perhari dan tenaga kerja 40jam perhari. Kebutuhan setiap unit produk akan
bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel.
Jenis Bahan Baku dan Tenaga Kerja
|
Kain Sutera
|
Kain Wol
|
Maksimum Penyediaan
|
Benang Sutera
|
2
|
3
|
60kg
|
Benang Wol
|
-
|
2
|
30kg
|
Tenaga Kerja
|
2
|
1
|
40Jam
|
Kedua jenis produk memberikan
keuntungan sebesar 40juta untuk kain sutera dan 30juta untuk kain wol.
Masalahny adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap jenis produk yang akan
di produksi setiap hari agar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal.
Langkah – lanhgkah :
1.
Tentukan Variable
X1 = Kain
sutera
X2 = Kain
Wol
2.
Fungsi tujuan
Zmax = 40X1
+ 30X2
3.
Fungsi kendala / batasan
1)
2X1 + 3X2_60 (benang sutera)
2)
2X2_30 (benang wol)
3)
2X1 + X2_40 (tenaga kerja)
4.
Membuat Grafik
1)
2X1 + 3X2 = 60
X1 =0, X2 =
60/3 = 20
X2 =0, X1 =
60/2= 30
2)
2X2_30
X2 = 15
3)
2X1 + X2_40
X1 = 0, X2 =
40
X2 = 0, X1 =
40/2 = 20
X2
40 3
20
D
15 E C
2
A B
1
0 20 30 X1
Daerah
Penyelesaian
Cara Mendapatkan solusi Optimal
:
1.
Dengan Mencari nilai Z setiap titk ekstrim.
Ø Titik A
X1 = 0, X2 =
0
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 +
30 . 0 = 0
Ø Titik B
X1 = 20, X2
= 0
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 20
+ 30 . 0 = 800
Ø Titik C
Mencari
titik potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2 =
60
2X1 + X2 =
40
2X2 =
20 X1 = 10
Masukan X2
ke kendala (1)
2X1 + 3X2 =
60
2X1 + 3 . 10
= 60
2X1 + 30 =
60
2X1 =
30 X1 = 15
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
40X1 + 30X2
= 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)
Ø Titik D
2X2 = 30
X2 = 15
Masukan X2
ke kendala (1)
2X1 + 3 . 15
= 60
2X1 + 45 =
60
2X1 =
15 X1 = 7,5
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 +
30 . 0 = 450
Kesimpulan :
Untuk
memperoleh keuntungan optimal, maka X1 = 15 dan X2 = 10 dengan keuntungan
sebesar Rp 900Juta.
2.
Dengan cara menggeser garis fungsi tujuan.
Solusi optimal
akan tercapai pada saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah feasible (daerah
yang diliputi oleh semua kendala) yang terjauh dari titik origin. Pada gambar,
solusi optimal tercapai pada titik C yaitu persilangan garis kendala (1) dan
(3).
TITIK C
Mencari
titik potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2 = 60
2X1 + X2 = 40
2X2 = 20
X2 = 10
Masukan X2
ke kendala (1)
2X1 + 3X2 =
60
2X1 + 3 . 10
= 60
2X1 + 3X2 =
60
2X1 =
30 < - > X1 = 15
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
40 X1 + 30X2
= 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 =900
Permasalahan Minimasi.
Permasalahan Minimasi
Minimasi
dapat berupa meminmumkan biaya produksi. Solusi optimal tercapai pada sat fugsi
garis fugsi tujuan menyinggung daerah fasible yang terdekat dengan titik
origin. Contoh :
Perusahaan makanan ROYAL merencanakan untuk membuat dua
jenis makanan yaitu Royal Bee dan Royal Jely. Kedua jenis makanan tersebut
mengandung Vitamin dan Protein. Royal Bee paling sedikit di produksi 2 unit da
Royal Bee paling sedikit di produksi 1 unit. Tabel berikut menunjukan jumlah
vitamin dan protein dalam setiap jenis makkanan.
Jenis Makanan
|
Vitamin (Unit)
|
Protein (unit)
|
Biaya Per unit (ribu rupiah)
|
Royal Bee
|
2
|
2
|
100
|
Royal Jelly
|
1
|
3
|
80
|
Minimum Kebutuhan
|
8
|
12
|
Bagaimana
menentukan kombnasi kedua jenis makanan agar meminimumkan biaya produksi.
Langkah
- langkah:
1.
Tentukan Variable
X1 = Royal
Bee
X2 = Royal
Jelly
2.
Fungsi Tujuan
Zmin = 100
X1 + 80 X2
3.
Fungsi Kendala
1)
2X1 + X2 _8 (Vitamin)
2)
2 X1 + 3X2_12 (Protein)
3)
X1_2
4)
X2_1
4.
Membuat Grafik
1)
2 X1 + X2 = 8
X1 = 0, X2 = 8
X2 = 0, X1 = 6
2)
2X1 + 3 X2 = 12
X1 = 0, X2 = 4
X2 =0, X1 = 6
3)
X1 = 2
4)
X2 = 1
X2
(1)
(3)
8
(2)
4 C
B
1 A
X1
2 4 6
Solui optimal tercapai pada titik B (terdekat dengan
titik origin) , yaitu persilangan garis kendala (1) dan (2).
2X1 + X2 = 8
2X1 + X2 =
12
-2X2 =
-4 <-> X2 = 2
Masukan
kendala X2 ke kendala (1)
2X1 + X2 = 8
2X1 + 2 =8
2X1 = 6 <->
X1 = 3
Masukan
nilai X1 dan X2 ke Z
Zmin = 100X1
+ 80X2 = 100 . 3 + 80 . 2 = 300 + 160 = 460
Kesimpulan
Untuk
meminimumkan biaya produksi, maka X1 = 3 dan X2 = 2 dengan biaya produksi 460
rupiah.
Metode Simplex
METODE
SIMPLEX
Metode
grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan liniear program yang memiliki
variable keputusan yang cukup besar atau lebih dari dua, maka untuk
menyelesaikan diugnakan mtode simplex.
Beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain :
1.
Nilai kanan (NK/ RHS) fungsi tujuan harus nol (0).
2.
Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila
negatif, nilai tersebut harus dikalikan
-1.
3.
Fungsi kendala dengan tanda “_” harus diubah ke bentuk
“=” dengan menambahkan variable slack/surplus. Variable slack/surplus disebut
juga variable dasar.
4.
Fungsi kendala dengan tanda “_” diubah ke bentuk “_”
dengan cara mengalikan dengan -1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan
ditambahkan variable slack. Kemudian karena RHS-nya negatif, dikalikan lagi
dengan -1 dan ditambah artifical variable (M).
5.
Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artifical
variable (M).
Pembuatan
tabel simplex
Contoh Soal
:
Kendala :
1)
2X1 <= 8
2)
3X2 <= 15
3)
6X1 + 5 X2 <= 30
Langkah- langkah :
1.
Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala (lihat beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan di atas!).
Fungsi
tujuan.
Z = 3X1 +
5X2 => Z - 3X1 - 5X2 = 0
Fungsi
kendala:
1)
2X1_8 => 2X1 + X3 = 8
2)
3X2_15 => 3X2 + X4 = 15
3)
6X1 + 5X2 _30
=> 6X1 + 5X2 + X5 = 30
(X3 , X4 dan X5 adalah variable slack)
2.
Menyusun persamaan – persamaan ke dalam tabel.
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
3.
Memilih baris kunci
INDEX = Nilai
Kanan(NK)
Nilai Kolom Kunci
Baris kunci
adalah baris yang mempnyai index terkecil
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
-
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
Angka
kunci koef angka
kolom kunci
4.
Mengubah nilai – nilai baris kunci => dengan cara
membaginya dengan angka kunci
Baris baru
kunci = baris kunci : angka kunci
Sehingga
tabel menjadi sperti berikut:
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
-5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
-
|
X2
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1/3
|
0
|
15
|
5
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
6
|
5.
Mengubah nilai – nilai selain baris kunci sehingga nilai
– nilai kolom kunci (selain baris kunci) = 0
Baris baru =
baris lama – (koefisien angka kolom kunci X nilai baris baru kunci)
Baris Z
Baris
lama [-3 -5 0 0 0 0 ]
NBBK
-5 [0 1 0 1/3 0 5 ]
Baris
baru -3 0 0 5/3 0 25
Baris X3
Baris
lama [ 2 0 1 0 0 8 ]
NBBK 0 [ 0 1 0 1/3 0 5 ]
Baris
baru 2 0 1 0 0 8
Baris
X5
Baris
lama [ 6 5 0 0 1 30 ]
NBBK 0 [ 0 1 0 1/3 0 5 ]
Baris
baru 6 0 0 -5/3 1 5
Masukan
nilai di atas ke dalam tabel, sehingga tabelenjadi berikut:
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-3
|
0
|
0
|
5/3
|
0
|
25
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
4
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
-
|
X5
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1
|
5
|
5/6
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5/6
|
1/2
|
271/2
|
Zmax
|
X3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
5/9
|
-1/3
|
6 1/3
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
|
X1
|
0
|
6
|
0
|
0
|
-5/3
|
1/6
|
5/6
|
Diperoleh
hasil : X1 = 5/6 , X2 = 5 , Zmax = 271/2
Penyimpangan Penyimpangan Bentuk Standar
Penyimpangan – Penyimpangan Bentuk Standar
1.
Fungsi batasan dengan tanda sama dengan (=)
ð Ditambah
dengan variable buatan
Contoh :
Fungsi
kendala :
1)
2X1 <= 8 => 2X1 + X3 = 8
2)
3X2 <= 15 => 3X2 + X4 = 15
3)
6X1 + 5X2 = 30 => 6X1 + 5X2 + X5 = 30
Fungsi tujuan:
Z = 3X1 + 5X2 => Z - 3X1 - 5X2 – MX5 = 0
Nilai setiap variable dasar (X5) harus sebesar 0, sehingga fungsi tujuan
harus dikurangi dengn M dikalikan dengan baris batasan yang bersangkutan (3).
Nilai baris Z sebagai berikut :
[ -3 -5 0 0 M , 0 ]
M [ 6 0 0 1 , 30 ]
(-6M-3) (-5M-5) 0 0 0 -30M
Tabel
Var.Dsr
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
-6M-3
|
-5M-5
|
0
|
0
|
0
|
30M
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
8
|
4
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
-
|
X5
|
0
|
6
|
5
|
0
|
0
|
1
|
30
|
5
|
VD
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
NK
|
Index
|
Z
|
1
|
0
|
-5M
|
3M+3/2
|
0
|
0
|
-6M+12
|
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
1/2
|
0
|
0
|
4
|
-
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
15
|
5
|
X5
|
0
|
0
|
5
|
-3
|
0
|
1
|
6
|
6/5
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
-3/2
|
0
|
M+1
|
18
|
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
1/2
|
0
|
0
|
4
|
8
|
X4
|
0
|
0
|
0
|
9/5
|
1
|
-3/5
|
19/3
|
5/27
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
-3/5
|
0
|
1/5
|
6/5
|
-2
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
0
|
5/6
|
M+1/2
|
271/2
|
Max
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
-5/18
|
1/6
|
5/6
|
|
X3
|
0
|
0
|
0
|
1
|
5/9
|
-1/3
|
61/3
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1/3
|
0
|
5
|
2.
Fungsi tujuan : Minimasi
Soal
minimasi harus diubah menjadi maksimasi dengan cara mengganti tanda positif dan
negatif pada fungsi tujuan.
Contoh
Minimumkan Z
= 3X1 + 5X2
Fungsi
Batasan : 1). 2X1 = 8
2). 3X2_15
3). 6X1 +
5X_30
Penyelesaian
Fungsi
batasan : 1). 2X1 + X3 = 8
2). 3X2 + X4
= 15
3). 6X1 +
5X2 – X5 + X6 = 30
Fungsi
tujuan menjadi :
Maksimumkan
(-Z) = 3X1 - 5X2 - MX3 - MX6
Diubah
menjadi fungsi implisit => -Z = 3X1 + 5X2 + MX3 + MX6
Nilai – niai
variable dasar (X3 dan X6 ) harus = 0, maka :
[ 3 5 M 0 0
M , 0 ]
-M [2 0 1 0
0 0 , 8 ]
-M [6 5 0 0
-1 1 , 30]
(-8M+3)
(-5M+5) 0 0 M , -38M
Tabel
VD
|
Z
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
X5
|
X6
|
NK
|
Indx
|
Z
|
-1
|
-8M+3
|
-5M+5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
-38
|
|
X3
|
0
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
8
|
4
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
15
|
|
X6
|
0
|
6
|
-5
|
0
|
0
|
-1
|
1
|
30
|
5
|
Z
|
-1
|
3
|
-5M+5
|
4M-3/2
|
0
|
M
|
0
|
-6M-12
|
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
½
|
0
|
0
|
0
|
4
|
|
X4
|
0
|
0
|
3
|
0
|
1
|
0
|
0
|
15
|
5
|
X6
|
0
|
0
|
5
|
-3
|
0
|
-1
|
1
|
6
|
6/5
|
Z
|
-1
|
0
|
0
|
M+3/2
|
0
|
1
|
M+1
|
-18
|
min
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
½
|
0
|
0
|
0
|
4
|
|
X4
|
0
|
0
|
1
|
9/5
|
1
|
3/5
|
-3/5
|
5 2/5
|
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
-3/5
|
0
|
-1/5
|
1/5
|
6/5
|
(Karena –Z =
-18 , maka Z = 18)
Penyelesaian
optimal : X1 = 4, X2 = 6/5 , dan Zmin =18
Dualitas.
DUALITAS
Dualitas
sebuah pemodelan pemrograman liniear, terdapat dua konsep yang saling
berlawanan. Konsep yang pertama kita sebut prima dan yang kedua Dual. Bentuk
dual adalah kebalikan dari bentuk prima. Hubungan primal dan dual sebagai
berikut:
Masalah
Primal (atau Dual) Masalah Dual (atau Primal)
Koefisien
fungsi tujuan...........................................Nilai kanan fungsi
batasan
Maksimumkan
Z (atau Y).......................................Variable Yi (atau Xi)
Batasan i
.................................................................Yi >= 0
Bentuk
<=................................................................Yi >=
dihilangkan
Variable Xj
.............................................................Batasan j
Xj
............................................................................Bentuk
>=
Xj
hilangkan............................................................Bentuk =
Contoh 1 :
Primal
Minimumkan Z =
5X1 2X2 X3
Fungsi batasan:
1) 2X1 + 3X2 + X3 > 20
2) 6X1 + 8X2 + 5X3 > 30
3) 7X1 + X2 +
3X3 > 40
X1 , X2
, X3, >
Dual
Maksimumkan
Y= 20y1 + 30y2 + 40y3
Fungsi
Batasan : 1) 20y1 + 6y2 + 7y1 < 5
2) 3y1 + 8y2 + y3 < 2
3) y1 + 5y2 + 3y3 < 1
Contoh 2 :
Primal
Minimumkan Z = 2X1 + X2
Fungsi batasan: 1) X1 + 5X2_10
2) X1 +
3X2_6
3) 2X1 + 2X2_8
X1 , X2_0
Dual
Maksimumkan Y = 10 y1 + 6y2 + 8y3
Fungsi batasan : 1) y1 +
y2 +
2y3_2
2) 5y1 + 3y2 + 2y3_1
y1 ,
y2_0
Contoh 3 :
Primal
Maksimumkan : Z =
X1 +
3X2 - 2X3
Fungsi Batasan 1) 4X1 +
8X2 + 6X3 = 25
2)7X1 + 5X2 +
9X3 = 30
X1 , X2 ,
X3_0
Dual
Minimumkan Y:
25y1 +
30y2
Fungsi batasan 1) 4y1 +
7y2_1
2) 8y1 + 5y2_2
3) 6y1 +
9y2_3©
Tidak ada komentar:
Posting Komentar